Selasa, 27 November 2018

BISAKAH CUACA BURUK MEMBUAT KITA MERASAKAN NOSTALGIA?

Penelitian menunjukan bagaimana cuaca buruk meningkatkan nostalgia, dengan pengaruh positif.

Apa kamu ingat masa-masa kelulusan sekolah atau kuliah? Biasanya, jalur memori yang terkenang membangkitkan ingatan (dan tentunya menghiasi) memori yang mengandung hal positif. Ingatan positif yang terkenang berasal dari pemanggilan ulang saat-saat berkesan yang tergambar oleh perasaan bernostalgia. Perasaan ini dapat menimbulkan dampak terhadap sikap seseorang.

Dampak potensial ini baru di jelaskan oleh sekelompok psikologis dari King’s College London dan University of Southampton (keduanya berada di Inggris). Mereka memeriksa cuaca buruk, seperti hujan dan petir bisa mempengaruhi perasaan bernostalgia, secara potensial menstimulus untuk menghasilkan pengaruh–pengaruh positif, perasaan optimis, dan self-esteem—dimana bisa di artikan sebagai penyikapan terhadap diri sendiri.

Dalam penelitian Wijnand van Tilburg, Constantine Sedikides, dan Tim Wildschut mereka menguji seri dari pertanyaan penelitian, seperti cuaca buruk yang bisa menimbulkan nostalgia dan cuaca nostalgia itu ada oleh cuaca buruk yang memiliki manfaat dari sisi psikologi.  Pertanyaan ini tertuju dengan mtode yang bermacam-macam. Contohnya, dalam satu eksperimen, partisipan mendengarkan dengan jelas empat rekaman suara. Satu rekaman suasana (tempat parkir) yang sunyi. Dalam tiga versi yang tersisa, suara lain di tambahkan ke suara tempat parkir.—ada angin kencang, petir yang menggelegar, dan hujan lebat. Setelah mendengarkan beberapa rekaman tersebut (yang telah di jalankan dalam perintah acak), partisipan diminta untuk menceritakan suara rekaman mana yang dapat membuat mereka merasakan nostalgia. Hasilnya membuktikan dengan mendengar angin, petir, dan hujan dapat meningkatkan perasaan nostalgia di bandingkan dengan suara suasana murni tempat parkir.  Dalam studi lanjutan menggunakan metodologi berbeda, partisipan menyelesaikan sebuah diari online dengan jangka waktu 10 hari berurutan, dimana mereka menyelesaikan penilaian persepsi mereka tehadap cuaca (contoh, merasakan tingkatan angin dan hujan), seberapa tingkatan mereka merasakan kegelisahan, dan perasaan nostalgia. Membangun awal dari hasil eksperimen mereka, para peneliti menemukan bahwa angin yang di rasakan meningkatkan perasaan nostalgia, sejauh hasil yang didapat nostalgia tersedia untuk penyangga dari berbagai kesulitan yang di timbulkan oleh cuaca buruk. Dalam studi akhir, peneliti menguji keuntungan potensial dari induksi-cuaca nostalgia. Disini, partisipan mendengarkan satu dari empat rekaman suara, sebelum melengkapi perasaan nostalgia dan mengukur penilaian self-esteem, pengaruh positif, keterhubungan sosial, dan optimisme. Hasilnya mendukung hipotesis para peneliti—cuaca buruk meningkatkan perasaan nostalgia, dan ini meningkatkan perasaan self-esteem, pengaruh positif, keterhubungan sosial, dan optimisme.

Hasil penemuan yang menarik dan penting untuk sejumlah alasan. Dalam tingkatan umum, penemuan ini menambah referensi penggambaran terhadap penelitian pengaruh positif dari nostalgia. Mereka juga memberi wawasan baru terhadap psikologi dari cuaca, dan bagaimana cuaca bermain peran dalam regulasi emosi.
Dari perspektif kami sebagai sikap peniliti, penemuan ini menarik karena penggambaran lebih jauh bagaimanakah kita megevaluasi diri, itu bisa terpengaruh secara situasional dan alami menghadirkan variasi kejadian di lingkungan kita.
Share:

2 komentar:

  1. Cuaca buruk atau tidak kadang sama aja.. mengingatkan kita pada masa lalu.. Lebih tajam nostalgianya jika ada benda yg pernah akrab dengan kita di masa lalu.. game ps1 misalnya. . Heheh

    BalasHapus
  2. Cuaca buruk mengingatkan peristiwa yang telah terjadi entah itu baik ataupun buruk yang masih teringat dalam memori

    BalasHapus