Saya teringat ketika menginjak
masa kuliah menganggap menjadi dewasa tidaklah salah dan tidak ada yang perlu
di sesali tentang itu. Tetapi, justru perlahan-lahan saya mulai di dera
fakta-fakta yang membuat senyum sumringah masa remaja saya mulai pudar. Ketika
bertumbuh dewasa saya semakin paham bahwa setiap orang itu egois, ada yang
kadarnya tinggi dan rendah. Tetap saja semua egois.
Memang saya yang terlalu bodoh
dan polos, tidak belajar banyak hal Ketika duduk di sekolah menengah atas. Saya
akui itu adalah jaman pembodohan yang menjadi Sejarah hidup saya. Sayapun
menyesal kenapa bisa saya terjebak di sekolah semacam itu. Tidak membuka
wawasan saya tentang dunia yang sesungguhnya. Sebagian besar berisi orang-orang
malas!
Lalu di perkuliahan saya di hajar
fakta. Ketika saya mulai merasakan pahitnya keegoisan teman-teman saya sendiri.
Hari demi hari selalu di suguhkan keegoisan dan penghianatan membuat hati saya
yang hangat dan penuh canda menjadi mati. Hati itu memang hidup lagi, tapi
menjadi dingin. Saya di penuhi dendam karena perlakuan mereka yang sangat
menyebalkan dan hanya memperdulikan dirinya sendiri. Tak perduli dengan saya,
saya hanya di manfaatkan saja. Hingga pada akhirnya semua terbalaskan. Rasanya
sangat puas. Tapi mereka hilang sekarang, mungkin karena saya yang terlalu
menyebalkan juga di mata mereka. Biarlah, memang itu saya sengaja.
Kemudian Ketika masuk dunia
kerja. Saya sudah terbiasa dengan perilaku setiap orang. Saya bisa merendah
serendahnya. Bahkan lebih parahnya saya tidak lagi mengenal konsep di hargai.
Semua yang terkait keadaan hati bisa saya kesampingkan. Saya tidak lagi memiliki
emosi. Hal itu sekarang saya perjual-belikan. Terserah apapun yang terjadi
terhadap harga diri saya. Yang penting saya dapat uang dan bisa melanjutkan
hidup.
Saya sudah berada di titik ini,
memang parah. Menjadi dewasa bukanlah hal yang indah. Saya akui itu. Tidak
munafik memang berat menjadi dewasa. Mungkin bongkahan es di hati saya sudah
sangat tebal sekarang. Semua di lakukan asalkan saya mendapat uang untuk
kebahagiaan saya dan orang-orang terkasihi. Silahkan siapapun sakiti saya,
asalkan kamu membayar atas itu, saya rela.
Satu-satunya hal yang
membahagiakan Ketika menjadi dewasa adalah saya bisa membeli apa yang tidak
bisa saya beli di masa kecil. Sisanya, mungkin tidak perlu di ceritakan.
Meskipun begitu kejamnya dunia.
Tapi saya masih yakin bahwa saya masih bisa menikmati kehidupan ini dengan
sepenuhnya. Tidak semuanya beku, hati saya memiliki satu bagian yang selalu
hangat dan saya banggakan. Yakni cinta kasih. Saya menaruh bahagia kepada
orang-orang yang sayangi di sana.
0 comments:
Posting Komentar