Rabu, 03 Maret 2021

Menghadapi depresi dan kecemasan


Kebanyakan orang dengan depresi yang parah juga menderita gangguan kegelisahan/ kecemasan.

Apa cara terbaik untuk menghadapi depresi dan kecemasan dengan cepat dan pasti? Apapun penyebabnya, depresi dan kecemasan dipertahankan oleh gaya berpikir  yang tersudut sehingga merubah cara kerja otak sedemikian rupa.

Kecemasan dan depresi adalah dua sisi dalam koin yang sama. Survei telah lama menunjukkan bahwa 60 hingga 70 persen orang dengan depresi berat juga mengalami gangguan kecemasan, sementara separuh dari mereka yang menderita kecemasan juga memiliki gejala depresi klinis.

Respons sistem stres sangat aktif pada kedua gangguan ini. Aktivitas berlebihan dari sistem respons stres mengirimkan emosi ke dalam otak secara berlebihan sehingga peristiwa negatif membuat dampak yang tidak proporsional dan membajak sistem respons rasional. Kamu mungkin tidak bisa berpikir jernih. Kamu merenungkan berulang kali tentang rasa kesulitan dan kekecewaan yang sedang kamu hadapi sehingga hanya hal-hal itu saja yang terfokus dalam pikiranmu.

Para peneliti percaya bahwa beberapa orang bereaksi dengan kecemasan terhadap peristiwa hidup yang penuh tekanan, melihat bahaya mengintai dimana-mana---dalam melamar pekerjaan, meminta bantuan, hubungan percintaan. Dan ketika itu semua melampaui kecemasan/ kegelisahan, maka bisa berubah menjadi perasaan depresi Perasaan depresi disini menjadi semacam langkah yang cepat terhadap bahaya yang perlu dikhawatirkan.

Orang yang mengalami kondisi ini biasanya melebih-lebihkan suatu resiko dan malah meremehkan kemampuannya sendiri untuk mengatasi masalah. Mereka menghindari apa ya mereka takuti daripada mencoba menghadapi situasi yang membuat tidak nyaman. Seringkali kurangnya keterampilan sosial menjadi akar permasalahannya. Beberapa jenis kecemasan yang dapat terjadi seperti obsessive compulsive disorder, gangguan panik, dan fobia sosial.

Fakta bahwa kecemasan bisa berkembang menjadi depresi menghadirkan kesadaran yang besar untuk  mencegah orang-orang terkena dampak depresi. Kaum muda pada umumnya tidak mungkin mengatasi kecemasan dengan sendirinya; mereka perlu diajari keterampilan mental khusus.

Cognitive-behavioral therapy (CBT) mengikuti pola respons yang menjadi pusat kedua kondisi tersebut. Dan obat yang paling umum digunakan melawan depresi juga telah terbukti efektif melawan berbagai gangguan kecemasan. 

Meskipun pengobatan dan CBT sama efektifnya dalam mengurangi kecemasan / depresi, CBT lebih baik dalam mencegah kembalinya gangguan tersebut. Pasien merasa lebih baik, karena memungkinkan mereka merasa bertanggung jawab atas kesmbuhan mereka sendiri. Terlebih lagi, koping aktif yang didorong CBT menciptakan sirkuit otak baru yang menghindari jalur respons disfungsional.

CBT mengajarkan orang untuk memantau lingkungan dari ranjau emosional bermasalah yang tampaknya dapat terpicu. Hal itu benar-benar mengubah aktivitas metabolisme di korteks, otak yang berpikir, untuk mengatur keadaan suasana hati. Ia bekerja dari atas ke bawah. Sebaliknya, obat-obatan bekerja dari bawah ke atas, memodulasi neurotransmiter di batang otak, yang mendorong perilaku emosional dasar.

Pengobatan dengan CBT rata-rata 12 hingga 15 minggu, dan pasien dapat berharap untuk melihat peningkatan yang signifikan dalam enam minggu. Terapi obat biasanya dianjurkan selama berbulan-bulan, atau bisa bertahun-tahun.

Latihan adalah tambahan penting untuk terapi apapun. Olahraga secara langsung mengubah tingkat hormon saraf yang terlibat dalam sirkuit emosi. Ini menenangkan sistem saraf yang hiperaktif dan meningkatkan fungsi jaringan penginderaan emosi otak. Ini juga meningkatkan kemampuan tubuh untuk mentolerir stres. Terlebih lagi, dapat mengubah persepsi orang tentang diri mereka sendiri, memberikan rasa penguasaan penuh terhadap pribadi dan harga diri yang positif serta mengurangi pemikiran negatif.

Namun, hanya menyuruh orang yang tertekan untuk berolahraga itu sia-sia, karena depresi menghancurkan inisiatif. Hal terbaik yang dapat dilakukan orang yang dicintai adalah dengan mengatakan: "Ayo jalan-jalan." Kemudian temani orang tersebut keluar.

Share:

7 komentar:

  1. Depresi dan gangguan kecemasan memang menjadi masalah kesehatan tersndiri. Orang depresi juga brt orang yang kesepian, tidak punya sandaran.

    BalasHapus
  2. terlalu berlebihan dalam memikirkan masalah sementara dirinya terlalu merasa lemah. Kalau sudah stres kayak gitu suka jadi males ngapa-ngapain, dan malah jadi nambah stres.. hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya betul kang, makanya kita tidak boleh under estimate sama diri sendiri

      Hapus
  3. setuju kang, mengajak jauh lebih efektif dari hanya sekedar menyuruh.
    Yuk rutin berolahraga dan beribadah biar jauh dari depresi.

    BalasHapus