"Pandemi membuat kita mengerjakan banyak hal dari rumah secara online. Seharusnya dengan kemudahan itu, kita dapat lebih produktif."
Saat ini sebagian besar dari kita kesulitan untuk memisahkan "work" dan "non-work" dalam kehidupan sehari-hari selama pandemi karena kita terbiasa melakukan seluruh aktivitas di satu temapat [rumah] dalam satu waktu.
Teknologi dan internet saat ini membuat kita dapat terhubung dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun bahkan ketika kita tidak dapat bertatap muka di masa pandemi saat ini.
Productivity
Gabungan dari 2 kata, yaitu: "Product" dan "Activity".
Kemampuan individu/ sistem/ perusahaan
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan
dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki secara efektif dan efisien.
Toxic productivity
Obsesi yang dimiliki seseorang untuk terus
menerus menjadi produktif dan tidak
ingin berhenti (bahkan ketika
pekerjaan/tugas/kegiatan telah selesai)
karena akan mendatangkan rasa bersalah.
Apa yang membuat kita mengalami toxic productivity?
Hustle culture, budaya kerja berlebihan dan dibanggakan oleh orang yang melakukan. "hidup untuk bekerja" ngga sibuk, ngga produktif.
Semua orang membutuhkan kita setiap waktu, kita percaya bahwa semua orang membutuhkan kita, mencari kita setiap saat sehingga kita harus selalu dapat dihubungi oleh orang lain untuk menyelesaikan masalah mereka.
Tekhnologi membuat kita dapat melakukan semua hal, tekhnologi memudahkan seluruh hal yang kita lakukan sehingga kita percata bahwa kita tidak boleh menyia-nhyiakan kesempatan dan peluang yang ada sehingga kita selalu fokus untuk melakukan sesuatu lebih banyak dan lebih berat lagi tanpa mempertimbangkan diri kita sendiri.
Apa ciri-ciri toxic productivity?
*Terobsesi untuk produktif.
*Memprioritaskan pekerjaan/ tugas dibandingkan
dengan kebutuhan dasar seperti makan, minum,
mandi.
*Merasa bersalah jika berdiam diri,
bahkan ketika sedang istirahat/
akan tidur.
*Mengaitkan harga diri dengan
jumlah jam kerja, jumlah pekerjaan
yang ditangani.
*Tidak pernah puas.
*Ekspektasi yang tidak realistis.
Apa dampak dari toxic productivity?
*Kelelahan fisik yang berkepanjangan.
*Tidak menghargai atas pencapaian yang telah berhasil diraih
oleh diri sendiri.
*Kecemasan berlebihan ketika tidak melakukan sesuatu yang
akan menimbulkan stres.
*Mengganggu hubungan sosial dengan orang lain.
*Burnout
Bagaimana cara menghadapi toxic productivity?
Menyadari sedang memiliki masalah
Semua berawal dari kesadaran diri
sendiri. Kenali ciri-cirinya, pahami diri
sendiri sehingga kita bisa melakukan
upaya-upaya untuk mengantisipasi.
Menentukan prioritas dan membuat perencanaan
Tentukan tujuan yang ingin dicapai
dan aktivitas yang dilakukan setiap
harinya. Jika ada aktivitas mendadak
yang harus segera dilakukan, tentukan
prioritas.
Lakukan sesuatu dengan efektif dan efisien, bukan berat dan banyak
Work Smart bukan Work Hard.
Bekerja dengan cerdas (efektif dan
efisien) akan memudahkan kita dalam
menyelesaikan pekerjaan dengan
optimal sebelum beralih ke pekerjaan
lainnya.
Self-care
Merawat diri merupakan salah satu upaya untuk mengapresiasi diri sendiri, meningkatkan mood, dan menambah energi agar dapat lebih optimal dalam bekerja.
Istirahat
Setiap bekerja/ melakukan tugas selalu luangkan waktu untuk istirahat sejenak. Istirahat dapat membuat kita lebih produktif.
Mindfulness
Meningkatkan ketenangan serta fokus diri sendiri terhadap suatu hal.
Membuat diri kita menerima apa yang terjadi pada diri kita dan sekelilingnya termasuk kebutuhan untuk makan, minum, dan tidur.
0 comments:
Posting Komentar