"Aku selalu takut dengan dunia ini. Ia hanya sedikit terjamah oleh manusia dan sebagian besarnya adalah ketidak tahuan. Kadang aku merasa aneh dengan orang-orang. Apa mereka tidak merasakan bahwa ada yang salah dari semua ini? Tapi yang menjadi pertanyaan terbesarku adalah kenapa kita seperti terpelihara oleh semesta. Seperti ada yang mengingkan kita untuk terus hidup. Hidup harus berlanjut, meskipun bagi mereka yang perasaannya hancur dan putus asa.."
"Baiklah, semuanya sudah rapih waktunya untuk berangkat! Sudah saatnya aku memulai hidupku yang baru dan pergi dari tempat sempit ini. Sendu, semoga kau membawaku pada ketenangan.."
Satu hari setelah Restu tiba di Desa Sendu dia di bangunkan oleh suara gebrakan pintu.
"Brakk.. brakk.."
"Ah, siapa itu berisik sekali??"
Restu bangun dari tempat tidur dan membuka pintu rumah.
"Ada apa ya, kenapa kasar sekali menggebrak pintu?"
"Ha.. hai.. kamu suka mancing ya, ada danau ke arah barat. Kamu bisa mancing disitu."
Ujar perempuan tidak dikenal kepada Restu.
"Hah.. darimana kamu tahu saya suka mancing? Kamu ini siapa ya?"
Restu terheran-heran dengan gelagat perempuan yang ada di depannya.
"Su..sudah ya aku tunggu nanti sore disana.."
Perempuan itupun berlari pergi.
Melihat itu Restu merasa aneh dan bertanya-tanya apakah maksud dari perempuan aneh tadi. Tapi tak menjadi pikiran Restupun beranjak keluar dan membereskan barang-barang yang sebagian masih ada di motornya. Salah satunya ada tas yang berisi set pancing. Restupun langsung terbesit..
"Oh, jangan-jangan dia melihat set pancingku disini. Jadi dia tahu bahwa aku suka mancing. Ah, ada-ada saja, perempuan aneh itu membuatku curiga."
Sorepun menjelang..
"Aku belum tahu mau melakukan apa hari ini. Hm, mungkin aku pergi ke danau saja untuk memancing. Sekalian deh aku mencari inspirasi untuk bahan portofolioku."
--
"Tak jauh ya lokasinya dari rumah, kalau begini aku bisa mampir kesini setiap hari. Bagus juga tempatnya, teduh! Aku suka disini, desa ini hening dan udaranya segar sekali."
Setelah 1 jam restu memancing dia hanya mendapat 1 ekor ikan. Dia merasa belum puas, tapi sayang cuaca tiba-tiba mendung.
"Gelap sekali, aku belum selesai mancing. Tapi aku juga sudah lapar, sebaiknya aku pulang saja."
Ketika sedang berkemas Restu melihat ada perempuan aneh itu berdiri di kejauhan. Ketika hendak memanggilnya tiba-tiba Restu tergeletak di atas tanah dan tidak sadarkan diri.
--
Beberapa saat kemudian Restu terbangun. Hujan yang sangat deras mengenai wajahnya berulang-ulang, dia melihat ke sekitar sembari menerka apa yang telah ia alami. Dia merasa pusing dan lemas, tubuhnya juga setengah terkubur di tanah. Tapi perlahan-lahan dia mulai beranjak. Ketika kesadarannya pulih dia langsung bergegas menuju rumahnya.
--
"Leganya sudah sampai rumah, hujannya deras sekali, menyeramkan. Aneh juga, kenapa aku tadi tiba-tiba pingsan ya. Sebelumnya aku belum pernah merasakan pingsan, rasanya seperti tertidur dalam waktu singkat dan tidak merasakan apa-apa sampai kembali sadar. Tapi syukurlah aku masih bisa sadar kembali."
Setelah tidak lama sampai di rumah Restu bergegas merapihkan dirinya yang tampak kacau sehabis kejadian di danau itu, tubuhnya kotor karena tanah.
Ketika sudah selesai. Restu menatap jendela ke arah luar. Dimana hujan masih belum berhenti, bahkan semakin deras dan muncul petir. Tiba-tiba dia melihat banyak sekali makhluk-makhluk seram berkeliaran di luar rumahnya. Dia terkaget dan ketakutan. Makhluk-makhluk berjalan ke arah rumah Restu. Perlahan-lahan mereka semakin mendekat. Mereka seperti mengintip-intip rumah restu.
Dia pun memalingkan wajahnya dari jendela dan mencoba menenangkan diri atas apa yang baru saja dia lihat. Restu coba meraih apa saja yang ada di sekitarnya untuk melindungi diri. Tiba-tiba mereka meraung-raung dan seperti terhisap kedalam tanah.
Ada satu sosok makhluk besar yang tidak ikut terhisap ke tanah. Dia memandangi rumah Restu dari luar sambil menenteng benda seperti rambut. Sosok ini sangat menakutkan, dia memiliki perawakan manusia kekar tapi berkepala anjing. Namun tak lama diapun pergi. Akhirnya Restu merasa lega teror telah berakhir.
"Tok..tok.. tok.."
Ada yang mengetuk pintu rumah Restu dengan pelan. Ketukan pintu itu selalu berulang, dalam kondisi shock Restu masih belum berani untuk membuka pintu rumahnya. Dia masih trauma dengan makhluk-makhluk yang baru saja dia lihat.
Hujanpun berhenti, langit sore yang gelap perlahan berubah keemasan. Tapi ketukan pintu itu masih berlanjut dan ada suara tangis juga.
Restu pun mulai memberanikan dirinya untuk membuka pintu sembari menggenggam tripod untuk berjaga-jaga.
Ketika pintu di buka Restu kaget bukan main. Ada sosok tanpa bola mata dengan darah di sekujur tubuhnya. Restu kaget dan menutup pintunya. Restu terduduk di balik pintu sambil menghela nafas berat. Dia merasa ketakutan.
Sambil menangis sosok tanpa mata itupun berbicara dari balik pintu.
"Maafkan aku telah menjebakmu. Aku tidak mau menjadi seperti ini. Tolong akhiri."
Setelah mengutarakan itu, sosoknyapun menghilang.
Ketika Restu membuka pintu sosok itu sudah tidak ada.
--
Ketika malam tiba Restu masih berusaha menenangkan dirinya dengan apa yang terjadi. Restu coba membuat kopi agar dirinya bisa sedikit rileks. Tapi ketika dia berada di dapur ada suara seseorang memanggilnya.
"Restu! Restu!"
Suaranya jelas sekali sehingga Restupun mengikuti arah suara itu.
Dia kaget ketika tahu suaranya berasal dari cermin dan dia melihat dirinya yang lain di sana.
Sosok ini memakai baju yang sering Restu kenakan pada masa SMA. Tapi wajahnya berbeda dengan Restu. Dan dia juga terlihat sumringah. Sosoknya sama sekali tidak menakutkan bagi Restu.
"Hei Restu, aku adalah dirimu yang lain. Aku adalah sosok tegarmu. Kejadian di danau itu membuat wujudku menjadi nyata meskipun tidak di dimensi yang sama."
"Kamu tahu, kejadian di danau itu hampir merenggut nyawamu. Ketika kita terbelah untuk pertama kalinya. Aku melihat kamu sedang di tarik oleh sesosok makhluk besar berkepala anjing. Dia mencoba menarikmu kedalam tanah tapi dia tidak bisa. Tiba-tiba makhluk itu mengerang kesakitan dan kabur. Aku coba membangunkanmu ditengah guyuran hujan deras, tapi aku tidak bisa menyentuhmu. Hingga akhirnya kamu sadar sendiri dan pergi."
"Aku tidak percaya apa yang aku lihat, apakah kamu benar-benar berasal dariku?"
Ujar Restu.
"Aku adalah sisi tegar yang membuatmu menjadi Restu yang sekarang. Aku selalu berusaha melindungi dan menguatkanmu bahkan pada keadaan teburuk yang kamu alami. Jika aku perhatikan, tampaknya iblis itu ingin menarik jiwamu tapi dia gagal, sehingga jiwamu terbelah menjadi dua. Dan itu adalah aku."
"Aku baru mengerti ternyata semua keanehan ini berasal dari kejadian di danau itu. Ah.. iblis berkepala anjing itu, aku juga sempat melihatnya tadi, dia membawa benda seperti rambut dan pergi begitu saja. Sialan, ternyata dia ingin membunuhku ya.."
To be continued...
Jadi siapa tuh perempuan? Mbak KunKun kah? :D
BalasHapusLagiaaann, napa mancing sore-sore, kesambit dah, hahahaha
Sebenernya ceritanya belum selesai hehe
Hapus