Minggu, 21 Februari 2021

Psikologi mempelajari perilaku manusia


Pada awalnya gejala perilaku manusia dalam masyarakat dipelajari oleh antropologi dan osiologi. Akan tetapi, dalam perkembangannya, jiwa merupakan hal yang abstrak, tidak ada seorangpun yang mengetahui persis bentuknya jiwa dan jiwa sangat sulit dipelajari sehingga pengertian tersebut berubah menjadi "ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia".

Isitlah ilmu jiwa dan psikologi

Kata psikologi mengandung kata psyche, yang dalam bahasa Yunani berarti jiwa dan kata logos yang dapat diterjemahkan dengan kata ilmu. Kedua istilah tersebut digunakan secara bergantian dengan pertimbangan terdapat perbedaan yang jelas dalam maknanya. W.A. Gerungan menjelaskan ilmu jiwa dan psikologi sebagai berikut.Adapun ciri-ciri psikologi adalah memiliki:

a. objek tertentu;

b. metode pendekatan atau penelitian tertentu;

c. sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya;

d. mempunyai riwayat atau sejarah tertentu.

Dari waktu ke waktu, psikologi sebagai ilmu mengalami perkembangan, sesuai dengan perkembangan keadaan. Perkembangan psikologi dapat ditelaah dalam sejarah perkembangan psikologi.

Karena yang melakukan pendekatan dalam penyelidikan adalah manusia, yang mempunyai persamaan sekaligus perbedaan sifat, dalam mengadakan peninjauan terhadap objek, para ahli memiliki perbedaan antara satu dan lainnya dalam mengadakan peninjauan terhadap objek psikologi. Perbedaan dalam segi pandangan ini membawa perbedaan dalam segi prientasi terhadap masalah yang dihadapi.

Letak psikologi dalam sistematika imu

Bagaimana letak psikologi dalam sistematika ilmu? Secara mendalam, hal ii dapat dipelajari dalam sejarah psikologi. Akan tetapi, artikel ini tidak bermaksud mengemukakan sejarah psikologi secara terperinci, tetapi sekadar memberikan gambaran sekilas tentang perkembangan psikologi.

Ditinjau secara historis, ilmu yang tertua adalah ilmu filsafat. Oleh karena itu, ilmu-ilmu lain tergabung dalam filsafat. Ilmu-ilmu yang tergabung dalam filsafat ini dipengaruhi oleh sifat filsafat.

Seiring waktu, filsafat sebagai satu-satunya ilmu tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia. Hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan tidak lagi cukup jika hanya diterangkan dengan filsafat. Kemudian, ilmu pengetahuan alam memisahkan diri dari filsafat, dan bediri sendiri sebagai ilmu mandiri (Marx, 1976). Hal ini dikarenakan ilmu pengetahuan dalam membutuhkan hal-hal yang bersifat objektif, positif, dan hal ini tidak dapat dicapai dengan menggunakan ilmu filsafat. Ilmu yang lain juga memisahkan diri dari filsafat, termasuk psikologi berkat jasa dari Wilhelm Wundt,yang mendirikan laboratorium psikologi pada tahun 1879 untuk menyelidiki peristiwa kejiwaan secara eksperimental.

Wundt bukanlah seorang ahli dalam bidang psikologi, melainkan seseorang fisiolog. Sekalipun demikian, ia mempunyai pandangan bahwa fisiologi dapt dipandang sebagai ilmu pembantu dari psikologi, dan psikologi harus berdiri sendiri sebagai ilmu pengetahuan yang tidak tergabung atau bergantunfgpada ilmu yang lain. Di alam laboratoriumnya, Wundt mengadakan berbagai eskperimen dalam rangka penyelidikanny. Ia bukan orang pertama yang melakukan eksperimen sebab telah ada ahli lain yang merintisnya, yaitu Fechner dan Helmholtz. Akan tetapi, Wundt melakukan penyelidikan secara laboratorium eksperimental lebih intensif dan sistematis.

Laboratorium Wundt menjadi pusat peyelidikan dari banyak ahli untuk mengadakan berbagai eksperimen, antara lain Kraeplin, Kulpe, Meumann, dan Marbe. Dengan perkembangan ini, psikologi yang semula bersifat filosofis menjadi psikologi yang bersifat empiris. Jika semula psikologi dan mendasarkan diri atas berbagai renungan dan spekulasi, kemudian psikologi mendasarkan atas hal-hal yang objektif, hal-hal yang positif, kemudian semakin berkembanglah psikologi empiris itu. Perkembangan ilmu fisika (physical science) dan ilmu kimia (chemistry) memengaruhi timbulnya ilmu biologi (biological science). Salah satu dari ilmu biologi adalah ilmu tingkah laku (behavioral science). Dalam kaitan ini, psikologi merupakan salh satu yang termasuk dalm ilmu tingkah lakum disamping antropologi dan sosiologi (Marx, 1796).

Share:

6 komentar: