Kenapa tiba-tiba langit menjadi gelap sekali? Kalau begitu aku harus segera menghabiskan makananku. Sebentar lagi pasti akan turun hujan. Padahal baru dapat sedikit ikannya. Ujar Restu sambil membereskan tempat makan dan peralatan pancingnya.
Hari cepat sekali berganti tidak terasa akhir pekanku akan berakhir beberapa jam lagi. Kemana perginya orang itu ya, katanya dia ingin bertemu disini. Untung saja aku tidak kelaparan menunggunya. Tapi karena dia, aku jadi tahu kalau disini ada tempat mancing yang bagus. Mungkin akhir pekan berikutnya aku akan mampir lagi kesini.
Selesai berkemas Restu hendak pergi dari danau itu tetapi tiba-tiba kepalanya terasa berat dan sangat mengantuk sesaat akan hilang kesadaran dia melihat gadis itu dikejauhan hingga akhirnya Restu terpejam perlahan dan tak sadarkan diri.
Di tengah malam Restu tersadar dalam mobil polisi yang sedang berjalan. Tubuhnya terasa lemas dan badannya penuh dengan tanah.
Restu: Pak kenapa saya ada disini?
Polisi: *tidak merespon*
Restu: Pak kenapa diam sa..ja..
Dengan tubuh lemahnya Restu kembali hilang kesadaran.
Lalu ia tersadar di sebuah rumah sakit yang hanya ada satu-satunya di kota itu.
Sambil memandangi cairan infus yang menetes pelan-pelan, Restu merasa bingung dengan apa yang terjadi sore itu.
Kenapa aku bisa tiba-tiba tak sadarkan diri? Apakah karena makanan yang ku bawa dari rumah? rasanya tidak mungkin, karena aku yang memasaknya sendiri. Ujar Restu dalam pikirannya.
Infus tiba-tiba berhenti menetes. Restupun kaget dan meminta tolong dokter yang berjalan masuk ke ruangannya, tetapi dokter itu hanya berdiri diam memandangi Restu di pintu masuk. Mukanya tak terlihat jelas karena bayangan, tetapi matanya perlahan-lahan menyala merah.
Dok, tolong infusannya macet..
Dok.. Dokter??? Ujar Restu sambil kebingungan.
Karena tak kunjung dijawab Restupun panik bersiap untuk pergi dari situ karena merasa ada yang tidak beres. Ia melepas infusnya sendiri dengan merasa sedikit kesakitan dan berdiri menghadap orang tersebut untuk bersiap-siap lari.
Restu menerobos lari keluar kamar rawatnya menuju lobby. Tetapi dia berpapasan dengan dokter lain dan menabraknya hingga keduanya terjatuh.
Dokte Hendri: Ah.. kau ini kenapa berlarian dirumah sakit? Saya Hendri, doktermu!
Restu: Maaf dok, saya melihat orang aneh berdiri dipintu masuk kamar saya.
Dokter Hendri: Orang aneh? apakah dia terlihat seperti dokter?
Restu: Iya dok.. berpakaian putih sepertimu dan membawa papan berjalan.
Dokter Hendri: *tertawa kecil*
Kemudian dokter Hendri menggapai tangan yang muncul dari belakang badan Restu dan membantunya berdiri. Ia di bangunkan oleh sosok dokter yang terlihat sangat ramah tetapi terdapat noda darah di bajunya.
Dokter Hendri: Kamu melakukannya.. kamu melakukannya pada setiap pasien disini. Setiap hari, sepanjang waktu. Kamu sangat baik. Bahkan ketika ragamu tidak lagi ada di dunia. Aku bisa merasakan itu meskipun aku tidak bisa melihatmu. *tertawa kecil*
Rasyid, lama sekali kita tidak bertemu, kau adalah seorang dokter yang bertanggung jawab dan tugasmu sudah selesai. Biarkan aku disini yang menggantikanmu mengobati para pasien. Pergilah dengan damai. *menitikan air mata*
Kemudian mereka berdua berjabat tangan, sosok dokter Rasyidpun tersenyum dan perlahan menghilang dengan damai.
Dokter Hendri mulai menangis dan berlutut mengingat kebersamaannya dengan dokter Rasyid sahabatnya di rumah sakit itu. Tangisannya semakin menjadi-jadi.
Restu: Dok, kenapa kamu menangis? Tadi itu apa?
Dokter Hendri: Rasyid adalah dokter disini. Dia di bunuh oleh seorang keluarga pasien di sebuah danau karena di kira telah melakukan mal praktik kepada pasiennya. Padahal itu bukan kesalahannya. *terisak*
Ia di tuduh sengaja membunuh pasiennya. Sangat tidak mungkin. Bahkan setelah meninggal ia masih tetap setia mengabdi sebagai dokter dan memperhatikan pasien-pasien disini, meskipun itu sia-sia.
Restu: Jadi dia sudah meninggal?
Dokter Hendri: Iya, dia meninggal 5 tahun yang lalu. *menghela nafas*
Restu: Jadi, dia adalah hantu. Aku bisa melihat hantu.
Bersambung... EPISODE 2 - DARAH
0 comments:
Posting Komentar