Sabtu, 20 Februari 2021

Pandangan sosial terhadap perilaku manusia

 

Dalam ilmu sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain sehingga merupakan tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disamakan sebagai perilaku sosial yang merupakan tindakan dengan dengan tingkat lebih tinggi karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain.

Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol sosial. Dalam kontkes ini, sosiologi merupakan salah satu bidang ilmu sosial yang mempelajari masyarkaat. Hal itu didasari bahwa sosiologi sebagai ilmu telah memenuhi semua unsur ilmu pengetahuan. Menurut Harry M. Johnson, yang dikutip oleh Soerjono Soekanto, sosiologi sebagai ilmu mempunyai ciri-ciri berikut,

a. Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya bersifat spekulasi (menduga-duga).

b. Teoretis, yaitu berusaha menyusun abstraksi dari hasil observasi yang konkret dilapangan. Abstraksi tersebut merupakan kerangka dari unsur-unsur yang tersusun secara logis dan bertujuan menjalankan hubungan sebab akibat sehingga menjadi teori.

c. Kumulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.

d. Nonetis, yaitu pembahasan suatu masalah tidak mempersoalkan baik atau buruknya masalah, tetapi lebih bertujuan untuk menjelaskan masalah secara mendalam.

a. Pandangan antropologi

Dalam antropologi, ruang lingkup manusia (bermasyarakat) di antaranya perkembangan fisik. Antropologi melihat perkembangan manusia sejak manusia ada di bumi hingga saat ini.

Antropologi pada dasarnya mempunyai lima lapangan penyelidikan tentang perilaku manusia, yaitu sebagai berikut.

1) Sejarah terjadinya manusia sebagai makhluk biologis.

2) Sejarah terjadinya aneka warna bahasa-bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia.

3) Persebaran terjadinya aneka warna bahasa-bahasa yang diucapkan manusia di seluruh dunia.

4) Perkembangan, persebaran terjadinya aneka warna kebudayaan menusia di seluruh dunia.

5) Dasar kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat suku-suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi, zaman seakarang,

Beberapa ahli antropologi fisik menjadi terkenal dengan penemuan fosil yang membantu memberikan keterangan mengenai perkembangan mausia. Ahli antropologi fisik yang lain menjadi terkenal karena keahlian forensiknya; mereka membantu dengan menyampaikan pendapat pada sidang-sidang pengadilan dan membantu pihak berwenang dalam penyelidikan kasus-kasus pembunuhan.

Adapun ruang lingkup manusia khusus budaya (bermasyarakat) lebih mengarah pada tingkah laku manusia, yang dalam antropologi disebut antropologi budaya. Hal ini berkaitan dengan etnologi, yaitu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, baik tingkajh laku individu maupun tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang dipelajari di sini bukan hanya kegiatan yang dapat diamati dengan mata, melainkan juga hal-hal yan ada dalam pikiran mereka.

Pada manusia, tingkah laku ini bergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan merupakan hasil proses belajar yan dilakukan sepanjang hidupnya, baik disadari maupun tidak. Mereka mempelajari cara bertingkah laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi sebelumnya dan dari lingkungan alam serta sosial yang ada di sekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli antopologi disebut dnegan kebudayaan.

Kebudyaan dari kelompok manusia, baik kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian antropologi sosial budaya.

Dala perkembangannya, antropologi sosial budaya terbagi lagi dalam bentuk-bentuk spesialisasi atau pengkhususan yang disesuaikan dengan bdiang kajian yang dipelajari atau diteliti. Antro[ologi hukum misalnya, mempelajari bentuk-bentuk hukum pada kelompok masyarakat atau antro[ologi ekonomi masyarakat. Masih banyak lagi bentu spesialisasi dalam bentuk antropologi sosial budaya.

b. Pandangan ilmu kedokteran

Dalam ilmu kedokteran, perilaku seseorang dalam keluarganya dipelajari untuk mengidentifikasi faktor penyebab yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku sering dilakukan dalm rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.

perilaku abnormal merupakan kondisi emosional, seperti kecemasan dan depresi yang tidak sesuai dengan situasinya. Perilaku abnormal terdiri atas dua kata, yaitu perilaku dan abnormal, perilaku menurut Kmus Bahasa Indonesia adalah tingkah laku seorang manusia, sedangkan abnormal dapat di definisikan sebagai hal yang jarang terjadi (seperti kidal) atau penyimpangan dari kondisi rata-rata (seperti tinggi badan yang ekstrem).

Abnormalitas umumnya ditentukan berdasarkan munculnya beberapa karakterisitik sekalligusm seperti kejarangan statisik, pelanggaran norma, distres pribadi, ketidakmampuan atau disfungsi, dan respons yang tidak diharapkan (unexpectedness).

Sumber lain menyatakan perilaku abnormal adalah perilaku yang menyimpang dari norma sosial. Karena setiap masyarakat mempunyai patokan atau norma tertentu, perilaku yang sesuai norman akan diterima, sedangkan perilaku yang menyimpang secara mencolok dari norma ini dianggap abnormal. Perilaku yang dianggap normal olehmasyarakat bisa saja dianggap tidak normal oleh masyarakat lain. Jadi, gagasan tentang kenormalan atau keabnormalan berbeda dari satu masyarakat lain dari waktu ke waktu dalam masyrakat yang sama.

Perilaku abnormal yang terjadi pada kondisi emosional bisa terjadi kapan saja dalam kehidupan manusia. Kadang-kadang, perilaku ini dapat terjadi dalam kehidupan orang lain. Sebuah masalah emosional dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan secara mental dan fisik.

Share:

0 comments:

Posting Komentar