Senin, 22 Februari 2021

Hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain


Psikologi sebagai ilmu yang meneropong atau mempelajari keadaan manusia sudah tentu mempunyai hubungan dengan ilmu-ilmu lain yang sama-sama mempelajari keadaan manusia.

Hubungan Psikologi dengan Biologi

Bioloogi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan. Semua benda hidup merupakan objek dari biologi. Oleh karena itu, baik biologi maupun psikologi, sama-sama sama-sama membicarakan manusia. Sekalipun masing-masing ilmu tersebut meninjau dari sudut yang berbeda, pada segi-segi tertentu ada titik-titik pertemuan untuk keduanya. Biologi, khususnya antropobiologi tidak memperlajari proses-proses kejiwaan, tetapi dipelajari oleh psikologi.

Hubungan Psikologi dengan Sosiologi

Manusia sebagai makhluk sosial juga menjadi objek sosiologi. Sosiologi mempelajari manusia dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, baik psikologi maupun sosiologi yang membicarakan manusia, memiliki titik pertemuan, misalnya soal tingkah laku.

Tinjauan sosiologi yang penting adalah hidup bermasyarakat, sedangkan tinjauan psikologi adalah tingkah laku sebagai manifestasi hidup kejiwaan yang didorong oleh motif tertentu hingga manusia bertingkah laku atau berbuat.

Hubungan Psikologi dengan Filsafat

Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang membicarakan hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi memisahkan diri dari filsafar karena metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya psikologi masih mempunyai  hubungan dengan filsafat.

Hubungan Psikologi dengan Ilmpu Pengetahuan Alam

Karena pengaruh ilmu pengetahuan alam, psikologi menjdapatkan kemajuan yang cukup pesat sehingga diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri terlepas dari filsafat; walaupun pada kenyataannya metode ilmu pengetahuan alam tdiak dapat digunakan seluruhnya terhadap psikologi karena perebedaan objek. Ilmu oengetahuan alam berobjekkan benda-benda mati, sedangkan psikologi berobjekkan manusia yang hidup, makhluk dinamis, makhluk yang berkebudayaan, makhluk yang berkembang dan dapat berubah setiap saat.

Psikologi Filosofis dan Psikologi Empiris

Sesuai dengan perkembangannya ilmu pada umumnya, psikologi filosofis tidak memuaskan lagi, terutama bagi para ahli yang membutuhkan hal-hal objektif, positif, dan berdasarkan pengalaman atau empiris. Oleh karena itu, metode yang spekulatif ditinggalkan dan diganti dengan metode baru yang berdasarkan atas empiris, dan hal ii memunculkan psikologi yang empiris.

Share:

3 komentar: