Desa penari di
kuasai oleh sosok demit yang sangat kuat yakni badarawuhi. Warga disana tidak
punya pilihan selain menuruti kemauannya, jika tidak di turuti desa akan dihujani
bala yang membuat semua warga sengsara seperti wabah penyakit, gagal panen
total, dan hewan ternak yang mati massal. Mayoritas warga disana berekonomi rendah
dan biasanya bekerja hanya sebagai petani atau peternak. Mereka tidak punya
uang untuk pindah ke desa lainnya jadi terpaksa harus tinggal di desa penari
meskipun desa itu terkutuk.
Dalam periode waktu
tertentu Badarawuhi menuntut diadakannya sebuah ritual pengambilan dawuh
sebagai syarat tolak bala. Gadis-gadis desa yang berdarah hangat “getih anget”
akan dipilih sebanyak 7 orang untuk menjadi penari dalam ritual tersebut.
Ritual dilakukan di sebuah tempat bernama “napak tilas” dimana warga biasa
tidak boleh masuk ke area itu karena merupakan gerbang menuju alam ghaib.
Selama ritual 7 orang gadis yang terpilih akan menari dengan sendirinya dan
kesadarannya berpindah ke alam ghaib. Waktu di alam ghaib lebih lambat di
banding dunia nyata sehingga setelah ritual gadis yang tidak terpilih sebagai
dawuh akan pingsan kelelahan. Perbedaan waktunya, jika di dunia ghaib para gadis
menari 15 menit maka di dunia nyata mereka sudah menari seharian atau 12 jam.
Di akhir ritual
badarawuhi akan memilih seorang gadis untuk menjadi dawuh. Gadis yang tidak
terpilih bisa sadar kembali ke dunia nyata. Sedangkan gadis yang terpilih (dawuh)
sukmanya akan di pindahkan ke angkara murka untuk menemani badarawuhi menari
disana selamanya, kondisi jasadnya di dunia nyata akan meninggal dengan kondisi
yang nahas.
Selama ritual
dijalankan dan gadis-gadis masih di tumbalkan sebagai dawuh maka desa akan aman
dari bala.
Suatu hari, ada 2 gadis
kembar bernama Jiyanti dan Santika yang terpilih sebagai “getih anget” dan salah
satunya akan terpilih menjadi dawuh. Entah bagaimana, Mbah Putri mengetahui
lebih dulu siapa yang akan terpilih. Kemudian Mbah Putri sempat memberitahu Santika
bahwa adiknyalah yang selanjutnya akan terpilih sebagai dawuh. Sebagai seorang
kakak Santika tidak terima jika Jiyanti akan menjadi tumbal dan mengajukan diri
agar dia saja yang di ambil sebagai dawuh. Maka di titik inilah petaka luar
biasa akan terjadi.
Jiyanti dan Santika
adalah kembar identik yang ketika lahir ari-ari merekapun menyatu dari hal itu
Mbah Putri menyiapkan rencana mengecoh Badarawuhi dengan cara menukar Jiyanti
dengan Santika karena mereka sulit di bedakan. Kemudian, kawaturih yang menjadi
pusaka ritual akan dibawa oleh Inggri yang juga seorang getih anget menjauh ke
luar desa hingga tidak ada lagi yang mencarinya.
Mbah Buyut di mintai
tolong oleh Mbah Putri untuk melancarkan rencana ini saat malam ritual tiba.
Diketahui Mbah Buyut dan Mbah Putri adalah “orang pinter” yang bisa memimpin
ritual pengambilan dawuh di desa penari.
Awalnya Mbah Buyut menolak
karena sangat beresiko mendatangkan bala jika Badarawuhi tidak mendapatkan
keinginannya. Tetapi pada akhirnya Mbah Buyut mau membantu dalam hatinya dia
juga ingin memutus rangkaian kesialan yang terjadi di desanya.
Ketika malam ritual
tiba rencanapun dijalankan. Jiyanti berhasil sadar dalam tarian ghaibnya
sedangkan Santika meninggal dengan kondisi yang nahas. Jiyanti menangis melihat
jasad kakaknya yang seperti di cekik. Lalu kawaturihpun dibawa lari oleh Inggri
menuju ke luar desa sembari di kawal oleh Mbah Buyut. Di malam mencekam itu
semua berjalan sesuai rencana.
Hari-hari berlalu. Setelah
kejadian itu Mbah Putri jatuh sakit, diketahui itu adalah ulah Badarawuhi yang
tak senang karena telah di khianati. Singkat cerita setelah 25 tahun menderita
sakit parah. Mbah Putripun meninggal dunia. Setelah kejadian itu ada kabar
Jiyanti sakit parah. Kemudian 2 minggu setelahnya ada gadis bernama Mila datang
ke desa penari membawa kawaturih.
--
Jadi, kenapa aku
bilang Mbah Putri adalah sosok yang egois disini. Diketahui bahwa Inggri adalah
anak semata wayang Mbah Putri. Jadi Mabah Putri memilih yang membawa lari
kawaturih adalah Inggri. Supaya anaknya itu bisa selamat dan tidak akan bersinggungan
lagi dengan apapun berhubungan dengan desa terkutuk itu.
Padahal, orang yang
lebih pantas membawa lari kawaturih adalah Jiyanti. Santika telah mengorbankan
diri demi keselamatan adiknya tetapi Mbah Putri malah membiarkan Jiyanti tetap
tinggal di desa padahal dia tahu bahwa status Jiyanti adalah getih anget yang
mana Badarawuhi bisa mengganggunya kembali.
Paham letak keegoisan
Mbah Putri? Dia membuat rencana untuk menyelamatkan anaknya diatas penderitaan
orang lain. Ya, meskipun pada akhirnya cara itu tidak berhasil karena
mendatangkan petaka pada ketiganya yakni Mbah Putri, Jiyanti, dan Inggri.
Tetapi menurutku, tindakan Mbah Putri yang lebih memilih Inggri untuk membawa
lari kawaturih daripada Jiyanti sungguh sangat egois.
Wah untuk bagian cerita ini dapat informasinya darimana kah kak? Tapi memang banyak sih ya gadis-gadis yang ditumbalkan disana untuk jadi penari. Semoga desanya lekas hilang kutukannya dan warga disana bisa lekas pergi jauh dari desa itu ya. Mencekam sekali dijaman kini masih ada desa berhantu begitu huhu.
BalasHapusAnyway aku baru pertama main ke blog donay ini nih hehe salam kenal ya dari mba nana! Boleh follow back nya kak? Makasih yaa^^