Selasa, 16 April 2024

Penjelasan ending Badarawuhi 2024: terlihat seperti pahlawan, tak di sangka mbah putri juga merupakan sosok yang egois


Desa penari di kuasai oleh sosok demit yang sangat kuat yakni badarawuhi. Warga disana tidak punya pilihan selain menuruti kemauannya, jika tidak di turuti desa akan dihujani bala yang membuat semua warga sengsara seperti wabah penyakit, gagal panen total, dan hewan ternak yang mati massal. Mayoritas warga disana berekonomi rendah dan biasanya bekerja hanya sebagai petani atau peternak. Mereka tidak punya uang untuk pindah ke desa lainnya jadi terpaksa harus tinggal di desa penari meskipun desa itu terkutuk.

Dalam periode waktu tertentu Badarawuhi menuntut diadakannya sebuah ritual pengambilan dawuh sebagai syarat tolak bala. Gadis-gadis desa yang berdarah hangat “getih anget” akan dipilih sebanyak 7 orang untuk menjadi penari dalam ritual tersebut. Ritual dilakukan di sebuah tempat bernama “napak tilas” dimana warga biasa tidak boleh masuk ke area itu karena merupakan gerbang menuju alam ghaib. Selama ritual 7 orang gadis yang terpilih akan menari dengan sendirinya dan kesadarannya berpindah ke alam ghaib. Waktu di alam ghaib lebih lambat di banding dunia nyata sehingga setelah ritual gadis yang tidak terpilih sebagai dawuh akan pingsan kelelahan. Perbedaan waktunya, jika di dunia ghaib para gadis menari 15 menit maka di dunia nyata mereka sudah menari seharian atau 12 jam.

Di akhir ritual badarawuhi akan memilih seorang gadis untuk menjadi dawuh. Gadis yang tidak terpilih bisa sadar kembali ke dunia nyata. Sedangkan gadis yang terpilih (dawuh) sukmanya akan di pindahkan ke angkara murka untuk menemani badarawuhi menari disana selamanya, kondisi jasadnya di dunia nyata akan meninggal dengan kondisi yang nahas.

Selama ritual dijalankan dan gadis-gadis masih di tumbalkan sebagai dawuh maka desa akan aman dari bala.

Suatu hari, ada 2 gadis kembar bernama Jiyanti dan Santika yang terpilih sebagai “getih anget” dan salah satunya akan terpilih menjadi dawuh. Entah bagaimana, Mbah Putri mengetahui lebih dulu siapa yang akan terpilih. Kemudian Mbah Putri sempat memberitahu Santika bahwa adiknyalah yang selanjutnya akan terpilih sebagai dawuh. Sebagai seorang kakak Santika tidak terima jika Jiyanti akan menjadi tumbal dan mengajukan diri agar dia saja yang di ambil sebagai dawuh. Maka di titik inilah petaka luar biasa akan terjadi.

Jiyanti dan Santika adalah kembar identik yang ketika lahir ari-ari merekapun menyatu dari hal itu Mbah Putri menyiapkan rencana mengecoh Badarawuhi dengan cara menukar Jiyanti dengan Santika karena mereka sulit di bedakan. Kemudian, kawaturih yang menjadi pusaka ritual akan dibawa oleh Inggri yang juga seorang getih anget menjauh ke luar desa hingga tidak ada lagi yang mencarinya.

Mbah Buyut di mintai tolong oleh Mbah Putri untuk melancarkan rencana ini saat malam ritual tiba. Diketahui Mbah Buyut dan Mbah Putri adalah “orang pinter” yang bisa memimpin ritual pengambilan dawuh di desa penari.

Awalnya Mbah Buyut menolak karena sangat beresiko mendatangkan bala jika Badarawuhi tidak mendapatkan keinginannya. Tetapi pada akhirnya Mbah Buyut mau membantu dalam hatinya dia juga ingin memutus rangkaian kesialan yang terjadi di desanya.

Ketika malam ritual tiba rencanapun dijalankan. Jiyanti berhasil sadar dalam tarian ghaibnya sedangkan Santika meninggal dengan kondisi yang nahas. Jiyanti menangis melihat jasad kakaknya yang seperti di cekik. Lalu kawaturihpun dibawa lari oleh Inggri menuju ke luar desa sembari di kawal oleh Mbah Buyut. Di malam mencekam itu semua berjalan sesuai rencana.

Hari-hari berlalu. Setelah kejadian itu Mbah Putri jatuh sakit, diketahui itu adalah ulah Badarawuhi yang tak senang karena telah di khianati. Singkat cerita setelah 25 tahun menderita sakit parah. Mbah Putripun meninggal dunia. Setelah kejadian itu ada kabar Jiyanti sakit parah. Kemudian 2 minggu setelahnya ada gadis bernama Mila datang ke desa penari membawa kawaturih.

--

Jadi, kenapa aku bilang Mbah Putri adalah sosok yang egois disini. Diketahui bahwa Inggri adalah anak semata wayang Mbah Putri. Jadi Mabah Putri memilih yang membawa lari kawaturih adalah Inggri. Supaya anaknya itu bisa selamat dan tidak akan bersinggungan lagi dengan apapun berhubungan dengan desa terkutuk itu.

Padahal, orang yang lebih pantas membawa lari kawaturih adalah Jiyanti. Santika telah mengorbankan diri demi keselamatan adiknya tetapi Mbah Putri malah membiarkan Jiyanti tetap tinggal di desa padahal dia tahu bahwa status Jiyanti adalah getih anget yang mana Badarawuhi bisa mengganggunya kembali.

Paham letak keegoisan Mbah Putri? Dia membuat rencana untuk menyelamatkan anaknya diatas penderitaan orang lain. Ya, meskipun pada akhirnya cara itu tidak berhasil karena mendatangkan petaka pada ketiganya yakni Mbah Putri, Jiyanti, dan Inggri. Tetapi menurutku, tindakan Mbah Putri yang lebih memilih Inggri untuk membawa lari kawaturih daripada Jiyanti sungguh sangat egois.


Share:

1 komentar:

  1. Wah untuk bagian cerita ini dapat informasinya darimana kah kak? Tapi memang banyak sih ya gadis-gadis yang ditumbalkan disana untuk jadi penari. Semoga desanya lekas hilang kutukannya dan warga disana bisa lekas pergi jauh dari desa itu ya. Mencekam sekali dijaman kini masih ada desa berhantu begitu huhu.

    Anyway aku baru pertama main ke blog donay ini nih hehe salam kenal ya dari mba nana! Boleh follow back nya kak? Makasih yaa^^

    BalasHapus