Minggu, 17 Januari 2021

,

Berenang-renang di Curug Cihurang, Bogor

Liburan akhir tahun rasanya sangat berharga dan sebaiknya tidak saya sia-siakan hanya berdiam diri di rumah. Ada rencana yang tertunda bersama teman-teman untuk pergi ke salah satu wisata air terjun di Bogor yang bernama Curug Cihurang. Seperti yang kita tahu Bogor kaya akan wisata alamnya. Sudah sering rasanya saya mampir ke beberapa curug yang ada di Bogor dan semuanya selalu membuat saya rindu untuk kembali. Hiruk-pikuk kota Tangerang yang monoton membuat saya selalu terpanggil untuk merasakan udara segar Kota Hujan dan pemandangan hijau serta iklim yang sejuk disana. 

Saya beserta dua orang teman saya menyiapkan keperluan untuk bermalam sebelum melakukan perjalanan karena rencananya kita akan berkemah di camping ground Curug Cihurang.   Alat-alat seperti tenda, matras, dan lainnya sudah di siapkan salah satu teman saya. Sisanya kami membawa perlengkapan pribadi masing-masing. Setelah semuanya siap kamipun berangkat menggunakan sepeda motor.

Ada dua pilihan rute jalan yang dapat kami lalui dari Tangerang menuju Curug Cihurang menggunakan sepeda motor, yakni melalui daerah Parungpanjang atau bisa juga lewat Tenjo. Setelah kami ukur jarak keberangkatan ternyata akan lebih dekat jika berangkat melalui Tenjo di bandingkan Parungpanjang  karena posisi keberangkatan kami dari daerah Rancaiyuh, Kabupaten Tangerang.

Kami berangkat pada hari Kamis sekitar jam 2 sore. Saya sudah was-was akan kena macet di jalan. Eh, ternyata rute perjalanan melalui Tenjo terasa sangat seru karena jalan yang relatif sepi dan tidak banyak berbelok. Jalur ke arah Bogor ternyata sudah jauh lebih baik di bandingkan dulu, karena jarang sekali saya menemukan jalan jelek. Bahkan, sampai dua kali teman saya kehilangan jejak kendaraan saya saat di jalan karena mungkin saya keasikan ngebut. Saya menjadi leader dalam berkendara, karena saya familiar dengan jalur barat Bogor. Daerah yang kami lalui menuju Curug Cihurang adalah Tenjo -  Jasinga - Cigudeg -Leuwiliang - Cibungbulang - Cibening - Pamijahan - Gunung Bunder. Perjalanan menghabiskan waktu sekitar 3 jam dengan kecepatan rata-rata sepeda motor di bawah 60kpj. Selama perjalanan kami hanya mengalami macet sekali ketika masuk daerah Cibungbulang, itupun tidak terlalu lama macetnya. Setelah belok kanan kearah Cibening jalan mulai menyempit dan sepi lagi.

Setelah melalui perjalanan yang tanpa istirahat dan sedikit basah karena terkena gerimis. Akhirnya kami sampai juga di pintu gerbang Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Satu orang dikenakan biaya 20 ribu. Lumayan juga jarak gerbang utama ke lokasi yang kita tuju, jalanpun mulai menanjak. Nah, sekedar tips ya jika kalian mau pergi kesini pastikan kondisi motor kalian prima karena banyak sekali tanjakan yang harus di libas di daerah sini. Tenang tidak terlalu ekstream kok, alhamdulillah saya berangkat dengan motor Supra X 125cc bisa berangkat dan pulang dengan lancar. Sesampainya kita di Curug Cihurang ternyata ada biaya masuk lagi ke wisata tersebut. Tapi kita tidak dikenakan biaya karena ternyata salah satu teman yang mengajak kesini merupakan anggota family gathering yang diadakan disana. Saya agak kaget karena belum ada informasi tentang hal itu sebelumnya. Ya sudahlah, setidaknya kita bisa masuk gratis hehe.

Waktu masih menunjukan jam 5 sore, kita sempatkan untuk beribadah ashar kemudian dilanjutkan dengan makan. By the way, saya belum makan dari pagi jadi ketika disana perut saya terasa lapar sekali. Kita melakukan solat dan makan di warung yang berada di depan pintu masuk Curug Cihurang. Disana ada bapak tua yang menjaga warung tersebut kita panggil aja "abah". Orangnya sangat ramah dengan tamu wisata. Sambil menikmati nasi ayam pecel kita bertiga ngobrol-ngobrol seputar perjalanan tadi tidak lupa ditemani secangkir kopi yang membuat suasana senja semakin hangat. Jujur momen seperti inilah yang saya suka, jadi tidak hanya mengobrol biasa karena di dukung view yang hijau dan menyejukkan khas wisata Bogor.

Kita membangun kemah ketika menjelang maghrib. Malam harinya tidak banyak yang kita lakukan. Hanya bermain dengan api unggun dan menikmati minuman hangat seperti kopi dan wedang jahe sembari berbagi cerita-cerita hidup. Hingga kamipun terlelap tidur saat tengah malam. Meskipun dengan tidur sempit-sempitan dalam satu tenda saya bersyukur masih bisa terlelap hingga subuh.


Pagi harinya ketika matahari belum terlalu tinggi salah satu teman saya mulai hunting foto di Curug Cihurang dengan kamera ponselnya sayapun ikut karena lokasi kemah dengan air terjun sangat dekat tidak harus tracking terlebih dahulu. Ketika agak siang para anggota family gathering mulai keluar dan sarapan. Kita bertiga juga sarapan dengan nasi uduk yang dijual oleh pedagang lokal. Saya merasa salut dengan para penjual nasi uduk ini. Mereka rela menggotong dagangannya dan menawarkan para tamu wisata satu persatu. Momen itu mengajarkan saya bahwa rezeki haruslah dicari jangan ditunggu. Jika kita berusaha pasti akan ada yang menyambut semangat kita. Siapa lagi jika bukan Allah Swt. Momen demi momen disana sangat saya nikmati karena pemandangan yang sangat memanjakan mata. Lokasi yang dikelilingi banyak pohon kadang membuat saya terpaku menatap suasana disana karena bagi saya terhitung jarang menikmati pemaandangan seperti ini.

Para pengunjung saya lihat mulai berenang. Tentu saja saya juga ingin, tapi sebaiknya menunggu sepi saja. Sekitar jam 10 sudah tidak ada yang berenang barulah saya turun ke curug. Curug Cihurang terlihat sederhana namun tetap indah. Ada dua aliran air terjun yang satu tidak terlalu tinggi dan melebar, sedangkan satu lagi agak tinggi dan aliran airnya lurus. Jika kalian berkunjung kesana. Jangan sampai tidak berenang, karena lokasinya sangat cocok untuk bermain air. Saya sangat puas mandi di aliran air terjun dengan air yang jernih. Sepertinya kepenatan selama di Tangerang luruh terbawa air terjun dingin. Berenang di Curug Cihurang adalah bagian terbaik dari liburan saya waktu itu. Kitapun mengakhiri liburan disana dengan membereskan tenda dan mengemasi barang-barang serta sedikit foto-foto narsis. Oh iya, ketika keluar ada biaya parkir sebesar 5 ribu untuk motor. 


Curug Cihurang sangat cocok sebagai rekomendasi liburan. Camping groundnya luas, kamar mandi juga banyak, serta ada warung apabila butuh air minum atau makanan. Ditambah lokasi camping dengan curugnya tidak jauh. Jadi tidak perlu takut akan capek tracking. Jalur yang ditempuh untuk kendaraan aman dan tidak ada kendala semuanya lancar. Jangan lupa membawa pakaian ganti untuk berenang jika pergi kesini, karena curugnya sangat sejuk dan indah untuk berenang. Di rekomendasikan juga untuk berkemah disini untuk membangun keakraban dengan orang yang anda ajak, pasti seru!

Sekian cerita perjalanan liburan saya ke Curug Cihurang, thank you.

Share:

0 comments:

Posting Komentar