Rabu, 24 Juli 2019

PROLOG


Membuat prolog adalah hal yang tidak mudah. Kunci utama dari membuat prolog adalah bagaimana menarik minat pembaca untuk menulis cerita kamu. Banyak hal yang harus dipikirkan dan bisa dipakai dalam prolog. Tanggung jawab penulis yang harus ditulis dalam prolog antara lain :

1. Memperkenalkan Protagonis, membuat pembaca menyukai dia.
2. Memperkenalkan setting secara simpel (Waktu dan tempat).
3. Menarik pembaca dan memberikan kunci-kunci menarik dari keseluruhan cerita.

Tapi Prolog bukanlah hal yang wajib. prolog itu adalah kesempatan untuk memulai ceritamu dua kali dari dua poin yang berbeda. terantung bagaimana kamu mengolahnya, Bisa jadi jelek bisa jadi bagus. Bagaimana kamu tahu kalau prologmu sukses?

*Tanyakan pada dirimu tiga pertanyaan ini*
1. Perlukah kamu menulis prolog?
2. Apa yang dilakukan prologmu?
3. Apakah yang dilakukan prolog benar?

*Tujuan Prolog sendiri ada tiga*
1. Membuat pembaca mengerti tentang apa sih ceritamu
2. Membuat pembaca tertarik
3. Membiasakan dirimu dengan gaya menulismu

*Hal-hal yang harus dihindari*
Karena Prolog ini adalah pintu gerbang dalam sebuah buku, maka ada beberapa peraturan yang harus kamu hindari. Antara lain :
1. Prolog bukanlah Guide duniamu. Meski mereka menjelaskan bagaimana setting dan waktu novelmu secara general, Menjelaskan seperti apa dunia dan bagaimana dunia dan sihir di dalamnya bekerja bukanlah hal yang menarik untuk dibahas di prologmu.

2. Prolog juga bukan tempat narsis. Membuat karakter menarik bisa dilakukan dengan banyak cara, tapi memperkenalkan diri ala diary dan memberikan keterangan apa saja kerennya karakter utamamu akan membuat pembaca langsung bosan dan lebih buruk lagi, berhenti membaca bukumu.

3. Hindari penulisan plot poin terlalu banyak. Tulislah cukup hal penting di prolog untuk membuat pembaca tertarik, namun jangan terlalu banyak. Ada beberapa hal yang lebih baik diungkap pelan-pelan daripada dibuka di prolog.

*Apa saja yang harus diperhatikan?*
1. Ketahui jenis cerita yang membutuhkan prolog. Beberapa ceritam emerlukan prolog, beberapa cerita tidak memerlukannya.  Semuanya tergantung pada apakah yang ada dalam paragraf pertama. Kalau paragraf pertama kamu tulis langsung ke dalam cerita, maka sepertinya kamu tidak memerlukan prolog.

2. Pilih karakter yang ada dalam prolog. Tidak semua prolog menggunakan karakter utama sebagai fokusnya. MIsalnya saja antagonis, orang tua karakter, teman atau bahkan karakter yang tidak berkaitan. Kadang prolog bahkan tidak memerlukan karakter. Dengan hanya memberikan sebuah adegan secara dramatis dari bencana yang membuat event dalam cerita yang nantinya membuat cerita berjalan sudah cukup menarik menurut saya.

3. Pikirkan bahasamu. Bukan bahasa apa yang kamu pakai, melainkan bagaimana narasi yang akan kamu pakai. Misal kamu menceritakan sebuah bencana beberapa tahun silam, maka kamu bisa menulis dengan gaya seperti buku sejarah. Kalau kamu menceritakan sebuah bencana kiamat yang terjadi karena zombie, maka menulis dalam bentuk Log juga cukup menarik.

4. Perhatikan panjang. Panjang prolog tidak harus satu lembar saja. Bisa jadi prolog mencapai sepuluh halaman atau bahkan cuma setengah halaman. Tak ada larangan untuk menulis prolog sepanjang mungkin.

5. Konsisten. Prolog biasanya hanya berfokus pada satu hal, kejadian atau scene. Jangan sampai di tengah prolog, tiba-tiba kamu mengubah Point of Viewmu.
Share:

0 comments:

Posting Komentar