Senin, 11 Maret 2024

Restorasi motor ayah dulu, saksi bisu perjuangan tulang punggung keluarga


Aku ingat sekali dulu ketika aku masih kecil dan belum sekolah. Aku diajak oleh ayahku ke dealer honda yang berada di Curug. Aku, mamah, dan ayah naik angkot dan turun persis didepan dealer itu. Seingatku dulu di tahun 2002 jalan raya itu sangat sepi hanya lalu lalang kendaraan-kendaraan bermesin karbu dan diesel, dulu tekhnologi injeksi itu belum ada. Pakaian orang jaman dulu juga tidak semodis sekarang. Kalau seingatku dulu kebanyakan laki-laki pakainya baju polo dan kaos saja. Kalau sekarang kan lebih modis menggunakan hoodie, jaket dan sebagainya.

Motor Supra X 110cc baru di antarkan kerumahku oleh orang dealer. Kalau jaman dulu kita beli apapun pasti jadi sorotan tetangga. Hal yang sangat istimewa bagiku, bersyukurnya masih meraskan jaman itu. Kalau sekarang tetangga cuek-cuek saja kita mau beli apapun. Semenjak hadirnya motor supra X ini ayahku makin semangat bekerja. Dia selalu disiplin berangkat, tidak pernah mengulur waktu. Aku salut sekali dengan kedisiplinannya, beda sekali dengan sikapku yang sekarang.

Ketika remaja aku juga menggunakan motor ini untuk aktivitas harian seperti beli-beli sesuatu atau mengantar mamah bekerja. Dulu aku sangat meremehkan motor ini, maksudnya motor ini biasa saja dan tidak gimana-gimana. Tapi sekarang, aku sangat merasakan keistimewaan motor ini. Benda itu adalah bagian dari sejarah hidup ayahku. Bahkan, aku tidak rela kalau sampai motor ini dijual.

Kebahagiaan ayah dulu adalah melihat keluarganya bahagia. Setiap pulang sip malam beliau selalu membawakan makanan yang enak-enak. Suka-duka dilalui dengan motor ini oleh ayahku. Momen buruk pernah terjadi sekali pada ayahku dimana ketika pulang sip malam ayahku luka-luka karena diserempet orang bergajulan kebut. Kalau dulu ayah megiranya sebagai orang mabuk. Motornya jadi hancur karena jatuh menabrak trotoar. Tapi alhamdulillah ayahku baik-baik saja hanya luka ringan, dan motorpun beberapa hari setelahnya bisa benar lagi.

Ya Allah, sungguh penyesalan bagiku yang belum bisa membuat ayah bahagia. Bahkan aku dulu hanya menjadi beban saja di keluarga, sering ngeyel dan pemalas. Astgahfirullahaladziim. Semoga aku bisa berubah menjadi lebih baik dan aku bisa berbakti untuk orang tuaku yang tinggal satu yakni mamah.

Dibawah adalah motor supra ayah yang sekarang aku namai markonah. Beberapa perlakuan pada motor ini adalah ganti velg dan ban, tap drat busi, ganti piston, ganti kanvas kopling-mangkok-gigi sekunder, las knalpot bocor, ganti body, ganti handgrip yang total biayanya 2.5 juta. Yah, tidak apa asal motor ini bisa kembali berjaya untuk mengenang perjuangan ayahku.

Gambar twitter

Share:

0 comments:

Posting Komentar