Senin, 01 Januari 2024

,

Tidak seharusnya guru menaruh tembok yang tinggi untuk siswa berkomunikasi


Setiap siswa memiliki kepribadian yang berbeda-beda bahkan kadar minat belajarnyapun berbeda-beda. Tapi mari kita bahas sisi lainnya. Setiap siswa di hati kecilnya pasti ingin menjadi pembelajar yang baik, tapi bisa saja karena berbagai macam faktor menjadikan siswa kadang tidak bisa mencerna apa yang sedang di jelaskan oleh guru dalam sebuah mata pelajaran. Lagipula tugas seorang siswa sebenarnya tidaklah mudah, mereka harus paham berbagai mata Pelajaran yang masing-masing materinya sangat banyak. Maka dari itu guru harus menjaga sikapnya kepada para siswa.

Memang tugas gurupun berat. Guru tidak selalu sempurna dan bisa lelah juga dalam menghadapi para siswanya. Tapi setidaknya menjadi guru harus bermodalkan dedikasi, sehingga ditengah kelelahannya guru masih bisa menjaga perilaku profesional didepan siswanya. Maka dalam tekanan yang berbeda antara guru dan siswa disini guru yang paling mengambil peran. Guru tidak boleh menaruh tembok yang tinggi untuk siswa berkomunikasi. Guru boleh tegas, tapi tidak boleh acuh. Siapa tahu siswa yang sedang dia hadapi adalah seorang siswa yang benar-benar ingin belajar tapi karena kemampuannya dalam menyerap Pelajaran terbatas seolah-olah dia menjadi siswa yang tidak pernah memperhatikan gurunya berbicara.

Jangan marah dulu, guru memang harus banyak sabar. Bahkan mungkin sabar adalah bagian dari job desk seorang guru. Setiap pekerjaan pasti memiliki tuntutan dan tuntutan guru adalah bisa mengendalikan emosinya dengan baik karena yang dia hadapi bukanlah satu atau dua orang saja.



Jadikan profesi guru sebagai gaya hidup maka kita akan menemukan kenyamanan disitu. Ingat siswa bukanlah orang yang hanya kita berikan materi pelajaran saja. Mereka juga punya minat dan rasa penasaran lainnya, maka jadilah teman untuk mereka berekspresi. Ini tidak akan menjadi beban jika kita mencintai pekerjaan mengajar. Justru jika tidak ada siswa yang bertanya dan akrab dengan guru rasanya sangat aneh dan berjarak. Mungkin tak semua guru bisa bersikap cair tapi cobalah untuk tetap menjaga hati para siswa. Sikap yang tegas juga perlu jika kita membutuhkan ruang untuk melakukan pekerjaan kita. Guru perlu mengarahkan siswa agar bisa menghargainya ketika sedang bekerja, tapi tanpa harus marah-marah.

Guru menghadapi orang-orang yang belum dewasa. Maka guru harus mengasah jurus-jurusnya untuk mengarahkan para siswa agar berperilaku sesuai dengan situasi dan kondisi. Awalnya akan sangat melelahkan sekali, tapi jika sudah menahun menjadi guru kita akan lihai dalam mengaplikasikan jurus-jurus kita untuk mengarahkan para siswa. Guru tidak boleh terlalu egois, jangan seperti bocah yang ngambek. Semuanya harus di turuti kalau tidak maka akan memberi E atau mengeluarkan siswa dari kelas. Ketegasan itu boleh saja, wajar untuk mengatur disiplin para siswa. Tapi cukup menghukum saja jangan sampai menghakimi. Apalagi meremehkan para siswa. Ketika kita bertindak terlalu keras maka siswa hanya akan takut pada kita bukannya segan. Ketakutan dalam belajar sungguh sebuah siksaan.  

Guru harus bisa menjaga perilakunya setiap waktu itulah kenapa menjadi guru adalah gaya hidup. Tanpa adanya dedikasi maka menjadi guru sangatlah berat dan beban sekali. Malah yang ada stress luar biasa menghadapi kelakuan banyak siswa. Tapi jika kita bisa menemukan celahnya, kita akan menikmati sekali menjadi guru. Jam kerja yang pendek, lokasi mengajar yang dekat, bahkan seringkali bisa memanfaatkan para siswa untuk membantu hal-hal kecil. Jadi, guru harus sadar akan posisinya yang sedari awal memiki banyak tanggung jawab. Semoga kita para guru selalu diberikan kemudahan dalam mendidik para siswa. Tembok komunikasi boleh ada, asal jangan terlalu tinggi ya agar para siswa tetap bisa berkomunikasi dengan kita.

 

Share:

0 comments:

Posting Komentar