Selasa, 08 Januari 2019

Brenda Ann Spencer membunuh orang-orang tidak bersalah karena kebenciannya terhadap hari Senin



Pada 29 Januari 1979 di San Diego, California, seorang pelajar yang masih berusia 16 tahun bernama Brenda Ann Spencer datang ke sekolah membawa pistol lalu menembakkannya. Brenda melukai delapan siswa dan seorang petugas polisi. Tak hanya itu, Brenda juga menewaskan kepala sekolah dan seorang penjaga sekolah. Saat diinterogasi dan ditanya
mengapa ia melakukan hal tersebut, Brenda hanya berkata bahwa ia tidak suka Senin.
Berdasarkan laporan polisi dan teman kelasnya, Brenda adalah tipe anak yang tertutup dan terkadang bersikap aneh. Guru Brenda juga mengatakan bahwa anak tersebut jarang sekali berbicara dengan teman di kelasnya. Namun sang guru mengakui bahwa Brenda memiliki sisi yang spesial yaitu dia sangat ahli di bidang kesenian, khususnya fotografi. Ia memenangkan kejuaraan fotografi yang dibuat oleh suatu kelompok sosial.
Brenda memiliki masa yang cukup kelam. Ia hanya hidup bersama ayahnya, Wallace Spencer, dan sangat jarang bertemu ibunya. Keluarga Brenda pun hidup di bawah garis kemiskinan. Brenda dan sang ayah harus berbagi kasur dan tidur di ruang tamu. Pada 2001, Brenda mengatakan bahwa sang ayah memerkosanya. Namun pernyataan tersebut dibantah oleh ayahnya.
Setahun sebelum kejahatan mengerikan tersebut, layanan sekolah yang menangani siswa bermasalah memberi tahu orangtua Brenda bahwa tingkah laku dan sikapnya menunjukkan "kecenderungan bunuh diri yang serius". Ayahnya menolak klaim tersebut dan menyuruh pejabat sekolah untuk tidak ikut campur urusan keluarganya. Pada tahun yang sama, Brenda menyusup sekolah dan menembakkan pistol ke luar jendela. Evaluasi psikiatri menyarankan agar dia ditempatkan di rumah sakit, namun ayahnya tidak mengizinkannya. Lebih buruk lagi, ayahnya justru memberinya senapan semi otomatis sebagai hadiah Natal. Kabarnya, Brenda mengatakan bahwa dia meminta radio sebagai gantinya tapi sang ayah berkeras memberinya pistol sebagai hadiah.
Setelah penembakan, Brenda mengurung dirinya di rumah dan tinggal di sana berjam-jam. Ketika polisi berada di rumahnya, mereka memberi nomor telefon Brenda kepada seorang reporter lokal untuk menanyakan Brenda apakah dia tahu dari mana tembakan di lingkungannya berasal. Tak disangka, Brenda lalu berkata "Ya, menurut Anda siapa yang melakukan penembakan?"
Ketika ditanya mengapa Brenda melakukan penembakan tersebut, dia memberi jawaban yang benar-benar mengejutkan publik, "Saya tidak suka hari Senin. Kejadian ini menghidupkan hari itu." Brenda diadili seperti orang dewasa dan mengaku bersalah. Brenda Spencer dijatuhi hukuman di usia 25 tahun dan dipenjara seumur hidup. Sejak putusan tersebut, 4 permohonan pembebasan bersyarat yang diajukan Brenda, namun ia berhak untuk mengajukan permohonan pembebasan bersyarat lagi pada 2019.
Share:

0 comments:

Posting Komentar