Tulisan ini terinspirasi dari
pengalaman saya kemarin malam seusai bimbingan skripsi, saya melihat di rumah kontrakan
yang letaknya beberapa meter dari rumah saya ada seorang wanita yang sedang di
bopong oleh orang-orang kedalam rumah kontrakan tersebut. Wanita itu berteriak
seperti orang yang sedang marah besar, sehingga saya menghentikan motor saya
dan bertanya pada warga “itu kenapa?” di jawabnya “lagi kesurupan”. Nah dari
kejadian itu situ saya ingin membahas fenomena kesurupan/ kerasukan benarkah
pengaruh gaib atau hanya dampak psikologis belaka.
Menurut stereotype masyarakat
Indonesia penyebab utama kesurupan adalah peran makhluk halus yang mengganggu
manusia, dimana mahkluk gaib tersebut memasuki tubuh manusia dan mengambil alih
tubuh dan pikiran orang yang di rasuki. Sehingga pemilik raga yang sebenarnya
tidak berdaya untuk mengendalikan tubuhnya sendiri, bahkan ada yang tidak sadar
kalau tubuhnya sedang kerasukan dan baru menyadari setelah fenomena itu selesai
terjadi.
Sumber gambar: www.thesun.co.uk |
Lalu, bagaimana penjelasan fenomena kesurupan secara psikologi?
Dalam dunia psikologi banyak tipe
gangguan jiwa yang bisa menghilangkan kesadaran seseorang dan mendukung
terjadinya disosiasi kepribadian contohnya seperti dissosiatif identity disorder, dissosiatif fugue, schizophrenia dan
lain-lain. Lebih jauh lagi, gejala kesurupan memiliki istilah sendiri dalam
dunia psikologi yaitu “possession trance”.
Possession trance atau pengalihan kesadaran di tandai dengan adanya
perubahan dalam identitas seseorang menjadi bukan dirinya sendiri melainkan entitas
lain seperti dewa, roh orang lain, setan, hewan, bahkan benda mati dimana penginterpretasian
masyarakat berbeda-beda di tiap daerah terhadap entitas-entitas tersebut. Oleh
karena itu fenomena kesurupan tidak terlepas dari ikatan kultur sosial
masyarakat. Contohnya, di Indonesia lebih mungkin seorang yang di rasuki akan
mengaku di kendalikan oleh Kuntilanak, di bandingkan sosok Valak dari film the
Conjouring, karena hantu Kuntilanak telah terikat dengan kultur Indonesia.
Begitupun dengan adegan paranornmal yang ada di TV kebanyakan mediasi di
lakukan dengan sosok hewan macan atau ular, dan sosok Nyi Roro Kidul yang
sangat erat dengan cerita mitos di Indonesia.
Gejala-gejala yang sering di
keluhkan dari Possession trance:
- Kehilangan kontrol atas tindakan.
- Perilaku berubah atau bertindak berbeda.
- Kehilangan kesadaran lingkungan sekitarnya.
- Hilangnya identitas pribadi.
- Kesulitan membedakan realitas dari fantasi.
- Nada suara yang berubah.
- Ingin mengundang perhatian.
- Kesulitan berkonsentrasi.
- Hilangnya kesadaran waktu.
- Kehilangan ingatan.
- Keyakinan bahwa penampilan orang lain berubah dalam pengelihatannya.
Ada bukti mengenai gejala Possession trance terkaait adanya
kerusakan pada bagian otak dan menjadi faktor penyebabnya seperti:
- Demensia.
- Delirium yang melibatkan gangguan kognitif.
- Depresi mayor.
- Post Trumatic Stress Disorder
- Trauma kepala. - Lesi lobus temporal dan frontal.
- Skizofrenia
- Alkoholisme yang terkait dengan kehilangan memori.
- Epilepsi.
- Amnesia Disosiatif.
- Sindrom Tourette.
Stress yang di
pendam juga berpengaruh pada adanya fenomena ini. Kebanyakan korban kesurupan
adalah perempuan di bandingkan laki-laki. Perempuan merupakan makhluk yang sensitive
dan lebih rentan mengalami stress di bandingkan laki-laki. Segala pengalaman
buruk yang di pendam secara terus menerus, bahkan ada beberapa yang coba di
hilangkan dari ingatan ternyata tidak akan hilang dan akan terus menumpuk di
hati seseorang. Sehingga stress yang di pendam ini bisa menjadi bom waktu yang
akan meledak dan mengambil alih alam bawah sadar seseorang, terlebih saat
seseorang sedang melamun atau mendapat momentum stimulus yang dapat memicu “bom”
itu meledak.
Saya sendiri
pernah bertanya pada teman perempuan saya di kampus yang dulunya sering
mengalami fenomena kesurupan ini, bagaimana rasanya ketika ia mengalami
kesurupan. Dari pernyataannya, ketika mengalami kesurupan dia seperti merasakan
kesedihan yang mendalam terjadi secara tiba-tiba di hatinya, dan tidak bisa di
tahan sehingga dirinya menjadi terisak dan histeris tanpa tahu alasannya kenapa
ia bisa begitu. Cerita ini membuka kemungkinan bahwa hal yang memicunya adalah stress
yang di pendam sehingga tekanan yang ia rasakan muncul dalam wujud rasa sedih
yang mendalam.
Dan apakah benar kesurupan/ kerasukan di
sebabkan oleh makhluk halus?
Tentunya dalam
pandangan Agama Islam, kesurupan memang ada dan di sebabkan oleh gangguan jin. Namun,
dengan penjelasan di atas dapat membuka wawasan kita apakah kesurupan itu “pure” di ganggu oleh jin, atau hanya
gejala psikologis yang dapat di atasi dengan cara berbeda.
Dengan
pemahaman ini di harapkan masyarakat tidak lagi terjebak dalam kabut mitos dan
menjadi parno-an dengan fenomena yang belum tentu berasal karena pengaruh hal
gaib.
Ada kutipan
untuk akhir kata..
“Ilmu logika
dan ilmu agama itu saling bersinergi. Saling mengisi dan menjelaskan. Ilmu
Agama menjabarkan misteri, sementara logika membenarkan ilmu agama. Ilmu logika
menunjukkan jalan, logika yang menerangi. Agama menjelaskan, logika
membenarkan.”-www.psikologihore.com
Sumber gambar: www.google.com |
Setelah baca artikel ini, jangan parno-an lagi ya hahaha.
0 comments:
Posting Komentar