Jumat, 07 Desember 2018

,

“Kesurupan/ kerasukan” benarkah pengaruh gaib atau hanya dampak psikologis?

Tulisan ini terinspirasi dari pengalaman saya kemarin malam seusai bimbingan skripsi, saya melihat di rumah kontrakan yang letaknya beberapa meter dari rumah saya ada seorang wanita yang sedang di bopong oleh orang-orang kedalam rumah kontrakan tersebut. Wanita itu berteriak seperti orang yang sedang marah besar, sehingga saya menghentikan motor saya dan bertanya pada warga “itu kenapa?” di jawabnya “lagi kesurupan”. Nah dari kejadian itu situ saya ingin membahas fenomena kesurupan/ kerasukan benarkah pengaruh gaib atau hanya dampak psikologis belaka.

Menurut stereotype masyarakat Indonesia penyebab utama kesurupan adalah peran makhluk halus yang mengganggu manusia, dimana mahkluk gaib tersebut memasuki tubuh manusia dan mengambil alih tubuh dan pikiran orang yang di rasuki. Sehingga pemilik raga yang sebenarnya tidak berdaya untuk mengendalikan tubuhnya sendiri, bahkan ada yang tidak sadar kalau tubuhnya sedang kerasukan dan baru menyadari setelah fenomena itu selesai terjadi.

Sumber gambar: www.thesun.co.uk

Lalu, bagaimana penjelasan fenomena kesurupan secara psikologi?

Dalam dunia psikologi banyak tipe gangguan jiwa yang bisa menghilangkan kesadaran seseorang dan mendukung terjadinya disosiasi kepribadian contohnya seperti dissosiatif identity disorder, dissosiatif fugue, schizophrenia dan lain-lain. Lebih jauh lagi, gejala kesurupan memiliki istilah sendiri dalam dunia psikologi yaitu “possession trance”.

Possession trance atau pengalihan kesadaran di tandai dengan adanya perubahan dalam identitas seseorang menjadi bukan dirinya sendiri melainkan entitas lain seperti dewa, roh orang lain, setan, hewan, bahkan benda mati dimana penginterpretasian masyarakat berbeda-beda di tiap daerah terhadap entitas-entitas tersebut. Oleh karena itu fenomena kesurupan tidak terlepas dari ikatan kultur sosial masyarakat. Contohnya, di Indonesia lebih mungkin seorang yang di rasuki akan mengaku di kendalikan oleh Kuntilanak, di bandingkan sosok Valak dari film the Conjouring, karena hantu Kuntilanak telah terikat dengan kultur Indonesia. Begitupun dengan adegan paranornmal yang ada di TV kebanyakan mediasi di lakukan dengan sosok hewan macan atau ular, dan sosok Nyi Roro Kidul yang sangat erat dengan cerita mitos di Indonesia.

Gejala-gejala yang sering di keluhkan dari Possession trance:

  • Kehilangan kontrol atas tindakan.
  • Perilaku berubah atau bertindak berbeda.
  • Kehilangan kesadaran lingkungan sekitarnya.
  • Hilangnya identitas pribadi.
  • Kesulitan membedakan realitas dari fantasi.
  • Nada suara yang berubah.
  • Ingin mengundang perhatian.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Hilangnya kesadaran waktu.
  • Kehilangan ingatan.
  • Keyakinan bahwa penampilan orang lain berubah dalam pengelihatannya.


Ada bukti mengenai gejala Possession trance terkaait adanya kerusakan pada bagian otak dan menjadi faktor penyebabnya seperti:

  • Demensia.
  • Delirium yang melibatkan gangguan kognitif.
  • Depresi mayor.
  • Post Trumatic Stress Disorder
  • Trauma kepala. - Lesi lobus temporal dan frontal.
  • Skizofrenia
  • Alkoholisme yang terkait dengan kehilangan memori.
  • Epilepsi.
  • Amnesia Disosiatif.
  • Sindrom Tourette.


Stress yang di pendam juga berpengaruh pada adanya fenomena ini. Kebanyakan korban kesurupan adalah perempuan di bandingkan laki-laki. Perempuan merupakan makhluk yang sensitive dan lebih rentan mengalami stress di bandingkan laki-laki. Segala pengalaman buruk yang di pendam secara terus menerus, bahkan ada beberapa yang coba di hilangkan dari ingatan ternyata tidak akan hilang dan akan terus menumpuk di hati seseorang. Sehingga stress yang di pendam ini bisa menjadi bom waktu yang akan meledak dan mengambil alih alam bawah sadar seseorang, terlebih saat seseorang sedang melamun atau mendapat momentum stimulus yang dapat memicu “bom” itu meledak.

Saya sendiri pernah bertanya pada teman perempuan saya di kampus yang dulunya sering mengalami fenomena kesurupan ini, bagaimana rasanya ketika ia mengalami kesurupan. Dari pernyataannya, ketika mengalami kesurupan dia seperti merasakan kesedihan yang mendalam terjadi secara tiba-tiba di hatinya, dan tidak bisa di tahan sehingga dirinya menjadi terisak dan histeris tanpa tahu alasannya kenapa ia bisa begitu. Cerita ini membuka kemungkinan bahwa hal yang memicunya adalah stress yang di pendam sehingga tekanan yang ia rasakan muncul dalam wujud rasa sedih yang mendalam.

Dan apakah benar kesurupan/ kerasukan di sebabkan oleh makhluk halus?

Tentunya dalam pandangan Agama Islam, kesurupan memang ada dan di sebabkan oleh gangguan jin. Namun, dengan penjelasan di atas dapat membuka wawasan kita apakah kesurupan itu “pure” di ganggu oleh jin, atau hanya gejala psikologis yang dapat di atasi dengan cara berbeda.

Dengan pemahaman ini di harapkan masyarakat tidak lagi terjebak dalam kabut mitos dan menjadi parno-an dengan fenomena yang belum tentu berasal karena pengaruh hal gaib.

Ada kutipan untuk akhir kata..

“Ilmu logika dan ilmu agama itu saling bersinergi. Saling mengisi dan menjelaskan. Ilmu Agama menjabarkan misteri, sementara logika membenarkan ilmu agama. Ilmu logika menunjukkan jalan, logika yang menerangi. Agama menjelaskan, logika membenarkan.”-www.psikologihore.com

Sumber gambar: www.google.com


Setelah baca artikel ini, jangan parno-an lagi ya hahaha.
Share:

0 comments:

Posting Komentar