Mr. Agung wali kelas 6 rhaudoh mendapat
kesempatan umrah di tanggal 11 desember dari yayasan, dan aku di mandatkan untuk menghandle
rapot kelasnya. Dengan bangga aku meng-iyakannya, karena di era disiplin ini
aku harus meningkatkan kinerjaku dan ini adalah kesempatan yang bagus.
Mata perih, pinggang kaku, pikiran
tidak tenang karena selalu dihantui tugas yang belum selesai. Beruntungnya aku
telah banyak belajar dari pengalaman di sekolah ini. Peningkatan efisiensi kerjaku membuatku bisa
menyelesaikan semuanya lebih awal.
Memutar lagu playing god –
polyphia, aku merasa bagaikan dewa karena menghandle 2 nilai mata pelajaran dan
juga rapot kelas 6 raudhoh. Aku merasa hebat dan jauh didepan guru lainnya
karena bisa mengerjakan tugas yang levelnya “S rank”. Dengan mental yang sudah
siap perlahan-lahan aku melahap setiap to do list seawal mungkin. Meskipun
sempat terpotong-potong urusan wajib lainnya aku masih bisa menyusul dan menyelesaikan
koreksian lebih awal. Weekday aku manfaatkan semaksimal mungkin. Bahkan hingga
sore hari hingga tubuh sangat letih. Tetapi syukurnya karena perjuangan itu
membuatku bisa menikmati 2 akhir pekan dengan aman tanpa bekerja karena tugas telah ku selesaikan on target.
Aku sadar kelemahanku adalah
kurang teliti “attention to detail” sedangkan pengerjaan raport melibatkan
banyak sekali data dari 11 mata pelajaran ditambah data-data lainnya dari nilai
non-mapel dan banyak lagi. Tentunya hal ini sangat-sangat memberatkanku dan menyudutkanku.
Selain harus memperhatikan
banyaknya data, raport yang sering error juga sangat menghambat pengerjaan.
Inilah yang membuat pengerjaan raport memakan waktu berhari-hari. Sistem kuno
yang dipertahankan, menjadi tradisi penyulitan setiap akhir semester, semoga
sistem raport kuno ini segera dipindahkan ke sistem online agar zero error.
Hambatan-hambatan itu membuatku
teringat satu momen kegagalanku dulu, yakni skripsi. Aku merasa superior dan
merasa aku bisa mengatasi semuanya sendiri. Hingga akhirnya realitas
menghajarku habis-habisan dan membuat wisudaku telat 1 tahun. Aku banyak
belajar dari situ, bahwa kita harus melibatkan bantuan orang lain ketika
kesulitan. Tidak boleh egois, kikuk, atau malu untuk meminta bantuan. Ternyata
meminta bantuan juga termasuk seni bersosial yang sangat berguna untuk
kehidupan kita.
Melalui 4 lapis pengoreksian untuk
mengecek raport dari Mrs. Eva, Mrs. Via, Mrs. Ira, dan tentunya diriku sendiri
membuat pekerjaan bisa selesai lebih awal. Aku mulai mempelajari seni meminta
tolong dengan membaur pada guru-guru lainnya. Pengalaman-pengalaman mereka
ternyata sangat berarti meskipun sederhana. Hanya tinggal kita pandai mengolah
pesan yang mereka sampaikan agar tugas bisa segera selesai.
Alhamdulillah di tanggal 17 desember
lembar raport sudah terprint semua. Tugas terselesaikan lebih awal hanya
tinggal menunggu pembagian raport saja di tanggal 23 desember oleh wali
kelasnya langsung yang sudah pulang umrah yakni Mr. Agung.
Pengalaman memang guru terbaik.
Kesalahan kita di masa lalu meskipun sakit tapi bisa membuat kita lebih maju di
masa depan. Tugas besar di akhir semester ini telah rampung, semoga apa yang
sudah dikerjakan hasilnya baik. Selamat tinggal 2024, meskipun aku belum bisa
memenuhi mimpiku yang sebenarnya tapi aku bisa melalui semua dengan baik,
terutama di bidang pekerjaan. Sekarang, mari kita gagas to do list dan wish
list untuk 2025! Ganbatte!
Mulai bergerak mengolah raport dengan instruksi perubahan sistem capaian pembelajaran |
Solusi menghilangkan penat di sekolah dengan rutin bermain basket lagi, karena di sekolah ekskul di off jadi kita bermain di alun-alun curug |
Pemain buatanku. Ridho dan Aqil |
Mencoba sepatu baru untuk pertama kalinya di sore hari yang terik! |
Super teliti! Raport dikerjakan juga oleh Mrs. Eva |
Metode pengerjaan lambat dan tertatih itupun banyak salahnya oleh diriku sendiri |
Cikopi. Sambil bantu Mr. Wahyu walas yang paling akhir cetak raport, bahkan sempat sakit karena kelelahan. Nah, untuk beliau ini aku punya cerita personal juga. Nantikan di post berikutnya! |
0 comments:
Posting Komentar