Sebenarnya sudah 3 tahun yang lalu aku dan istri ingin mengadakan camping bersama. Aku bahkan sudah beli alat-alatnya yang kalau di total pastinya tidak murah. Wacana ini ada semenjak kita baru menikah di tahun 2021. Tapi ternyata ada saja halangannya, dari tidak cocoknya waktu liburan sampai finansial yang belum cukup.
Tahun memasuki 2024, ketika aku merenungkan target tahun ini tiba-tiba aku kepikiran untuk camping saja bersama istri. Kebetulan di sekolahku sedang libur panjang karena adanya kegiatan Pembangunan lahan parkir dan tanggal merah juga. Wah, waktu libur yang panjang ini sayang sekali kalau di sia-siakan. Kemudian setelah berdiskusi dengan istri kitapun sepakat untuk melaksanakan wacana yang tertunda 3 tahun itu.
Aku masih awam
dalam dunia percampingan. Ya meskipun di sekolah ada acara camping dua kali dalam setahun
tetap saja kalau suruh camping sendiri masih bingung harus menyiapkan apa saja.
Akhirnya aku packing sesuai pengetahuanku saja. Tugasku packing alat-alat untuk
kebutuhan kemah, sedangkan istriku aku tugaskan untuk packing bagian logistik.
Aku bisa bilang ini adalah camping terniat
karena waktunya sangat sempit. Di hari keberangkatan pagi harinya aku baru saja
selesai melaksanakan kegiatan mabit di sekolah. Malam sebelumnya aku tidur di
sekolah. Tidur di sekolah itu tidak nyenyak karena tidur di lantai yang bagiku
tidak nyaman. Akhirnya tidur sekedarnya saja, itupun jam 4 sudah harus bangun
lagi untuk kegiatan ibadah. Pada pukul 8 aku sampai di rumah kemudian belanja
logistik dan packing-packing.
Kemudian istri datang, diapun habis masuk setengah hari di sekolahnya. Kita langsung berangkat lagi untuk ke bengkel karena si Thor ban tubelessnya bocor halus jadi harus diberi ban dalam. Sehabis itu kita belanja logistik yang belum lengkap muter-muter sampai ke daerah citra untuk cari toko frozen yang lengkap untuk beli bumbu steamboat. Kita sempat makan DR Chicken. Itu seperti mengambil break ditengah hari yang padat dan sempit. Ketika sampai rumah aku harus balik lagi jemput mamahku ke ciputra hospital yang waktu tempuhnya 25 menit. Akhirnya setelah semua hal beres. Kita packing-packing kecil lagi untuk memastikan semuanya aman. Kemudian kita berangkat pukul 2 siang. Meskipun dengan kondisi istirahat yang kurang semalam aku tetap semangat untuk perjalanan kali ini.
Kondisi motor sudah 100% ready. Busi motor
sudah aku ganti terasa sekali peningkatan performanya. Rantai sudah aku lumasi
dan banpun sudah di lapis ban dalam. Cuaca juga cerah bahkan cenderung panas
terik. Baguslah, ditengah musim hujan begini jarang sekali dapat cuaca cerah
pada siang menuju sore hari, karena biasanya turun hujan. Kemudian kitapun
berangkat dengan bawaan yang menurutku termasuk banyak. Sebenarnya aku lebih
suka touring tanpa membawa banyak bawaan. Tapi mau gimana lagi, barang yang
diperlukan memang banyak.
Di awal perjalanan sempat isi bensin eceran
dulu 2 liter. Kenapa eceran? Karena kalau isi di pom antrinya lama banget untuk
pertalite. Sedangkan kita tidak punya banyak waktu, ya kalau bisa secepat
mungkin sampai ke tujuan karena takut kemalaman.
Kita sempat break dulu sebelum memasuki jalan
raya jasinga karena cuaca hujan. Sekaligus mendingingkan mesin juga karena di
depan akan mulai banyak tanjakan jadi sebaiknya si Thor koplingnya di dinginkan
dulu supaya tenaganya balik lagi. Maklum si Thor ini tidak punya radiator dan
kapasitas mesinnya juga kecil. Jadi perlu jeda dulu dan tidak bisa di forsir
mesinnya.
Ternyata tanjakan demi tanjakan bisa Thor libas
tanpa kendala. Wah, sungguh prediksi yang apik dengan mengganti businya
kemarin. Kalau tidak salah merek businya NGK dengan bungkus warna hijau.
Tarikan Thor dalam melibas tanjakan panjang jadi enak sekali. Padahal barang
yang dibawa lebih banyak dan berat. Berbeda dengan waktu lalu ketika nanjak di
area cigudeg maupun pamijahan motor terasa sangat berat dan kehabisan tenaga
padahal tidak membawa barang apa-apa. Busi ternyata pengaruh sekali dengan
performa motor ya. Memang sih, yang busi yang kemarin sudah gosong dan waktunya
ganti. Tapi aku rasa harus di catat juga brandnya karena yang kemarin loyo itu
merek businya denso bukan NGK.
Belum selesai sampai disitu. Ketika kita sudah
berhasil melewati tanjakan ekstrim dan sudah masuk jauh dari gerbang taman
halimun salak tiba-tiba ban motor kempes. Dalam hatiku ini wajar sekali karena
ban luar memang sudah tipis apalagi penopangnya ban dalam yang sangat rapuh
kalau kena benda tajam. Untung disana punya kenalan namanya Mang Joki. Singkat
cerita ketika di telpon dia bilang “Kalau sudah di cadas ngampar maju aja lagi
di curug cihurang ada tambal ban!”. Setelah tahu, ya sudah istri aku suruh naik
motor sampai ke tambal ban meskipun sempat berdebat sedikit karena dia tidak
mau tadinya. Katanya lebih baik di tuntun bersama. Aduh, di tuntun mah berat
kali karena jalannya menanjakan dan treknya berbatu hehe.
Alhamdulillah ternyata tidak jauh dari situ
benar ada tambal ban. Kemudian ketika kita sedang menunggu ban selesai di
tambal ternyata mang joki datang menemui kita. Aduh, karena kedatangan mang
joki, kita yang tadinya mau camping di curug cihurang jadi terpaksa camping di
pasir reungit deh. Pastinya tidak enak kalau camping ditempat lain karena mang
joki sudah bantuin kita. By the way mang joki ini yang jaga di pasir reungit
camping ground.
Ban sudah selesai di tambal akhirnya kita memutuskan
untuk ke pasir reungit saja. Jadi harus naik lagi sekitar 1 kilometer. Padahal
kalau saja mang joki tidak datang, mungkin kita sudah stay di curug cihurang
dekat tukang tambal ban itu. Tapi tak apalah kalau di bandingkan dengan pasir
reungit memang curug cihurang kurang atraktif dan luas tempatnya.
Dengan sangat hati-hati aku dan istri
melanjutkan berkendara ke atas. Hati terasa deg-degan takut kalau bannya bocor
lagi. Karena memang ban dalamnya bukan ukuran yang sesuai, tetapi lebih kecil
dari ukuran ban luarnya. Jadi riskan sekali bocor di hantam batu-batu tajam di
jalanan kaki gunung salak. Segala effort dikerahkan, apalagi ketika bertemu
tanjakan menuju pasir reungit. Aduh itu serem banget dan tidak akan mungkin boncengan.
Akhirnya terpaksa istriku mengalah dan jalan kaki ke atas yang jaraknya lumayan
jauh. Aku kasihan sekali melihatnya, kemudian aku menunggu di atas dan minta
maaf karena jadi seperti ini. Dia mengeluh capek dan pusing. Tapi apa boleh
buat di kaki gunung tidak banyak opsi seperti di kota.
Kita sampai di camping ground pasir reungit sekitar
jam 17.30, langitnya mulai gelap. Sempat di tawarkan oleh penjaga camp untuk
menggunakan tenda yang ada saja karena belum di gulung bekas tamu kemarin. Tapi
kami menolak dengan sopan, karena dalam hatiku sudah jauh-jauh bawa tenda
sendiri masa iya tidak dipakai. Lagipula aku dan istri juga mau belajar bongkar
pasang tenda sendiri meskipun merepotkan tapi disitulah serunya.
Rasanya lumayan melegakan ketika kita sudah berdiri di atas camping ground. Tanpa berlama-lama aku mulai mengeluarkan lampu karena memang sudah mulai gelap. Kitapun bersama-sama menggelar tenda. Pelan-pelan tapi pasti tenda mulai terbentuk. Mulai dari fly sheet kemudian memasang patok-patok dan merangkai kerangka tenda. Akhirnya dengan sedikit emosi yang meluap karena ditekan suasana yang gelap tendapun jadi dan aman untuk ditempati.
Tapi drama tidak berhenti disitu. Ketika hendak
masak kompor yang aku beli sangat tidak berguna dan merepotkan. Kompor spirtus
ternyata sangat tidak efisien. Terjadi insiden yang absurd juga waktu hendak
masak. Dimana spirtus yang aku tuang di dalam botol meledak dan berhamburan
kemana-mana. Sampai-sampai mengenai sepatu. Uh, rasanya kacau dan gemes, emosi
sekali pokoknya. Dalam hati aku menggerutu, ah bodoh sekali kenapa hal yang
krusial seperti ini justru tidak aku notice dari jauh-jauh hari!
Istripun marah dengan kesal dia mengakali
bagaimana caranya kita tetap bisa masak. Akhirnya minyak gorengpun dijadikan
bahan bakar untuk masak. Tapi hebatnya berhasil. Malam itu kita tidak kelaparan
dan berhasil membuat menu mie goreng bakso pokcoy. Meskipun rasanya eneg di perut
tapi aku paksakan untuk makan karena kalau tidak makan bisa berabe karena cuaca
dingin nanti malam.
Setelah makan mood kita perlahan-lahan membaik.
Lalu saat ke toilet alhamdulillah di warung ada kompor yang bisa disewakan.
Nah, sehabis itulah mood kita menjadi aman total. Malamnya kita berbincang-bincang
dan minum cokelat bengbeng hangat. Wah, sungguh kejutan yang beruntun deh saat
camping perdana ini.
Meskipun kita tidur agak larut karena awalnya
tidak bisa tidur. Tapi kita tetap bangun pagi dan mulai menyiapkan sarapan. Wah
sarapan pagi itu menunya adalah pancake dan nugget. Istriku keren juga bisa kepikiran
untuk masak pancake digunung. Aku kembali bersyukur karena kompor yang kita
pakai aman dan lancar untuk masak-masak.
Setelah berenang di curug buluh dan curug
ngumpet sebelum pulang kita masak tomyam. Wah disitu adalah momen yang luar
biasa. Kita bisa makan enak dan kenyang di gunung setelah puas bermain air
terjun. Benar-benar momen yang tidak terlupakan!
Meskipun aku sudah berkali-kali ke pasir reungit karena acara supercamp sekolah tapi aku belum tahu kalau di atas ada curug yang bernama curug buluh. Aku tahunya hanya curug ngumpet saja. Akhirnya pagi itu kami berdua menuju curug buluh sekitar jam 8 pagi. Sempat ragu karena tidak tahu jalan akhirnya aku balik lagi dan menanyakan pada pemuda yang baru saja datang di basecamp gunung salak. Ternyata tidak jauh dari situ hanya tanggal lurus saja nanti juga terlihat ada curug di sebelah kiri. Pagi itu istriku semangat sekali berkonten, semua momen direkam. Aku malah abai untuk dokumentasi aku larut dengan suasana alam yang indah dan tenang termasuk curug buluh. Tidak menyangka curug buluh tempatnya sangat sepi. Airnya juga kepalang dingin seperti air freezer. Ternyata ini curug yang waktu itu japal kunjungi sama si boim. Menurutku dari segi pemandangan kurang sih, karena curugnya pendek dan ada pipa-pipa air yang kurang aesthetic untuk di foto. Ditambah ketika aku berenang aku melihat ada hewa yang berenang-renang dipermukaan air. Bentuknya mirip kecoa. Aku merasa jijik jadi setelah foto-foto tidak berlama-lama kita berdua langsung cabut dari tempat itu. Di trek kita melihat rombongan bapak-bapak yang hendak trekking ke kawah ratu. Pemandangan itu sedikit melegakan karena dari semalem kita merasa tidak ada orang lagi yang mengunjungi tempat ini selain aku dan istriku. Setidaknya ada wisatawan lain juga deh biar terkesan tidak sepi-sepi amat.
Sehabis dari curug buluh kita sempat foto-foto
di camping ground tempat acara supercamp biasa di adakan. Ya aku dan istriku
bercerita-cerita dan foto-foto disitu. Setelahnya kita ke tenda lagi untuk
mengambil baju salin. Lalu kita berjalan menuruni tangga-tangga batu menuju
curug ngumpet. Ketika sampai, aku tetap kagum dengan keindahan alamnya. Kita
puas bermain air dan foto-foto disitu. Bahkan aku sempat live tiktok juga.
Pokoknya seru sekali menghabiskan waktu bersama istri.
Akhirnya rasa lelah datang dan kita memutuskan
untuk kembali ke tenda dan masak tomyam. Setelah mandi yang ala kadarnya di toilet
mang joki kita langsung bergegas ke tenda dan mulai masak. Disitu istriku
menyiapkan makanan bahan dan mencuci alat-alat yang kotor, sedangkan aku mulai
packing untuk bersiap-siap pulang. Karena aku merasa sudah saatnya untuk pulang
dan tidak usah beralama-lama lagi. Semua tempat sudah kita kunjungi jadi sebaiknya
semakin cepat pulang semakin bagus. Waktu makanan matang tomyamnya sangat
nikmat dan mengenyangkan, memang the best deh istriku!
Akhirnya kita bergegas pulang pukul 1. Barang-barang yang memberatkan aku titip di warung mang joki lewat a’ endar, karena aku rasa barang ini akan mengganggu diperjalanan. Kebetulan minggu depannya aku akan balik lagi kesini untuk acara supercamp. Jadi bisa sekalian dibawa pulang nanti di mobil anak-anak supercamp.
Diperjalanan pulang ban motor aku kempeskan
sedikit karena menurutku ban yang tidak terlalu kencang akan lebih meredam
benturan ketimbang ban yang tekanannya tinggi. Karena memang aslinya ban luarnya
sudah tipis dan kurang layak untuk touring. Jadi aku harus sedikit mengakalinya
kali ini supaya perjalanan bisa aman sampai rumah.
Belum sampai jalan raya utama ternyata kantuk
tak tertahan, sempat berhenti sekali di indomaret masih didaerah pamijahan
untuk beli keratindaeng tapi tidak mempan. Di jalan leuwiliang ngantuknya
benar-benar tidak tertahan, takutnya kejadian dulu terulang lagi. Dulu aku
sempat blank di jalanan parung karena ngantuk kurang istirahat sehabis dari
puncak. Akhirnya akupun melipir ke masjid yang ada, istri juga tidur karena dia
juga merasa lelah.
Setelah tidur sekitar 1 jam kita kembali jalan
jam 3 sore. Alhamdulillah mata dan kepala sudah fresh karena power sleep tadi. Akupun
melibas jalanan dari leuwiliang sampai ke bunar denga aman. Di bunar kita sempat
makan padang dulu untuk isi energi sebelum lanjut rute panjang dari tenjo ke
rumah. Niatnya kita tidak break lagi sampai rumah. Jadi disini harus istirahat
dan makan dulu yang kenyang.
1 jam perjalanan akhirnya kita sampai di rumah,
sempat beli es kelapa dan gorengan dulu. Ah, rasanya sangat-sangat melegakan
bisa melihat pemandangan kampung-kampung di sekitar rumah lagi. Karena jujur
saja, aku sangat lelah karena istirahat disana tidak berkualitas. Jadi tidak
bisa mengobati lelah yang ada sepenuhnya. Tapi itu sudah resiko, beraktivitas
di alam memang membutuhkan energi yang banyak. Tidak apa, melelahkan tapi seru
dan merasa lebih hidup!
Akhir kata, liburan ini adalah salah satu
wishlist aku dan istriku yang menjadi kenyataan. Tidak sia-sia sudah
mengumpulkan alat camping dan menunggu waktu yang tepat selama 3 tahun. Banyak
pelajaran yang bisa kita ambil selama liburan kemarin. Diantaranya kita jadi
sadar bahwa camping tidak usah ribet-ribet bawa ini itu karena disanapun sudah
disediakan tanggal sewa saja. Paling juga tidak seberapa daripada repot membawa
barang bejibun di kendaraan.
Aku tidak suka berlibur dengan orang banyak. Ini
adalah liburan yang pas, tidak melibatkan banyak orang. Bisa bersantai semaunya
dan bisa berekspresi apa saja. Ya karena dengan istri sendiri jauh lebih asik
dan berkesan. Sama seperti dulu ketika ke puncak berdua istri rasanya
sangat-sangat nyaman dan asyik. Tidak di buru-buru bawa motornya dan jajan juga
tidak mikir-mikir karena dengan istri sendiri.
Wah, sepertinya ini adalah tulisan terpanjangku
di blog ini hehe. Baiklah setelah menyerap banyak energi dari alam aku akan
lebih semangat lagi untuk menjalani tahun ini. Semoga mimpi-mimpi kita bisa terwujud
satu-persatu di tahun ini. Ayo semangat ini masih februari, 2024 masih panjang!
Semoga kita semua selalu diberikan Kesehatan dan kelancaran dalam beraktivitas.
Terimakasih telah membaca. Salam.
0 comments:
Posting Komentar