Rabu, 14 Februari 2024

Pahit manis camping perdana bareng istri; Wacana yang tertunda 3 tahun akhirnya terwujud!


Sebenarnya sudah 3 tahun yang lalu aku dan istri ingin mengadakan camping bersama. Aku bahkan sudah beli alat-alatnya yang kalau di total pastinya tidak murah. Wacana ini ada semenjak kita baru menikah di tahun 2021. Tapi ternyata ada saja halangannya, dari tidak cocoknya waktu liburan sampai finansial yang belum cukup.

Tahun memasuki 2024, ketika aku merenungkan target tahun ini tiba-tiba aku kepikiran untuk camping saja bersama istri. Kebetulan di sekolahku sedang libur panjang karena adanya kegiatan Pembangunan lahan parkir dan tanggal merah juga. Wah, waktu libur yang panjang ini sayang sekali kalau di sia-siakan. Kemudian setelah berdiskusi dengan istri kitapun sepakat untuk melaksanakan wacana yang tertunda 3 tahun itu.

Aku masih awam dalam dunia percampingan. Ya meskipun di sekolah ada acara camping dua kali dalam setahun tetap saja kalau suruh camping sendiri masih bingung harus menyiapkan apa saja. Akhirnya aku packing sesuai pengetahuanku saja. Tugasku packing alat-alat untuk kebutuhan kemah, sedangkan istriku aku tugaskan untuk packing bagian logistik.

Aku bisa bilang ini adalah camping terniat karena waktunya sangat sempit. Di hari keberangkatan pagi harinya aku baru saja selesai melaksanakan kegiatan mabit di sekolah. Malam sebelumnya aku tidur di sekolah. Tidur di sekolah itu tidak nyenyak karena tidur di lantai yang bagiku tidak nyaman. Akhirnya tidur sekedarnya saja, itupun jam 4 sudah harus bangun lagi untuk kegiatan ibadah. Pada pukul 8 aku sampai di rumah kemudian belanja logistik dan packing-packing.

Kemudian istri datang, diapun habis masuk setengah hari di sekolahnya. Kita langsung berangkat lagi untuk ke bengkel karena si Thor ban tubelessnya bocor halus jadi harus diberi ban dalam. Sehabis itu kita belanja logistik yang belum lengkap muter-muter sampai ke daerah citra untuk cari toko frozen yang lengkap untuk beli bumbu steamboat. Kita sempat makan DR Chicken. Itu seperti mengambil break ditengah hari yang padat dan sempit. Ketika sampai rumah aku harus balik lagi jemput mamahku ke ciputra hospital yang waktu tempuhnya 25 menit. Akhirnya setelah semua hal beres. Kita packing-packing kecil lagi untuk memastikan semuanya aman. Kemudian kita berangkat pukul 2 siang. Meskipun dengan kondisi istirahat yang kurang semalam aku tetap semangat untuk perjalanan kali ini.

Kondisi motor sudah 100% ready. Busi motor sudah aku ganti terasa sekali peningkatan performanya. Rantai sudah aku lumasi dan banpun sudah di lapis ban dalam. Cuaca juga cerah bahkan cenderung panas terik. Baguslah, ditengah musim hujan begini jarang sekali dapat cuaca cerah pada siang menuju sore hari, karena biasanya turun hujan. Kemudian kitapun berangkat dengan bawaan yang menurutku termasuk banyak. Sebenarnya aku lebih suka touring tanpa membawa banyak bawaan. Tapi mau gimana lagi, barang yang diperlukan memang banyak.

Di awal perjalanan sempat isi bensin eceran dulu 2 liter. Kenapa eceran? Karena kalau isi di pom antrinya lama banget untuk pertalite. Sedangkan kita tidak punya banyak waktu, ya kalau bisa secepat mungkin sampai ke tujuan karena takut kemalaman.

Kita sempat break dulu sebelum memasuki jalan raya jasinga karena cuaca hujan. Sekaligus mendingingkan mesin juga karena di depan akan mulai banyak tanjakan jadi sebaiknya si Thor koplingnya di dinginkan dulu supaya tenaganya balik lagi. Maklum si Thor ini tidak punya radiator dan kapasitas mesinnya juga kecil. Jadi perlu jeda dulu dan tidak bisa di forsir mesinnya.

Ternyata tanjakan demi tanjakan bisa Thor libas tanpa kendala. Wah, sungguh prediksi yang apik dengan mengganti businya kemarin. Kalau tidak salah merek businya NGK dengan bungkus warna hijau. Tarikan Thor dalam melibas tanjakan panjang jadi enak sekali. Padahal barang yang dibawa lebih banyak dan berat. Berbeda dengan waktu lalu ketika nanjak di area cigudeg maupun pamijahan motor terasa sangat berat dan kehabisan tenaga padahal tidak membawa barang apa-apa. Busi ternyata pengaruh sekali dengan performa motor ya. Memang sih, yang busi yang kemarin sudah gosong dan waktunya ganti. Tapi aku rasa harus di catat juga brandnya karena yang kemarin loyo itu merek businya denso bukan NGK.

Belum selesai sampai disitu. Ketika kita sudah berhasil melewati tanjakan ekstrim dan sudah masuk jauh dari gerbang taman halimun salak tiba-tiba ban motor kempes. Dalam hatiku ini wajar sekali karena ban luar memang sudah tipis apalagi penopangnya ban dalam yang sangat rapuh kalau kena benda tajam. Untung disana punya kenalan namanya Mang Joki. Singkat cerita ketika di telpon dia bilang “Kalau sudah di cadas ngampar maju aja lagi di curug cihurang ada tambal ban!”. Setelah tahu, ya sudah istri aku suruh naik motor sampai ke tambal ban meskipun sempat berdebat sedikit karena dia tidak mau tadinya. Katanya lebih baik di tuntun bersama. Aduh, di tuntun mah berat kali karena jalannya menanjakan dan treknya berbatu hehe.

Alhamdulillah ternyata tidak jauh dari situ benar ada tambal ban. Kemudian ketika kita sedang menunggu ban selesai di tambal ternyata mang joki datang menemui kita. Aduh, karena kedatangan mang joki, kita yang tadinya mau camping di curug cihurang jadi terpaksa camping di pasir reungit deh. Pastinya tidak enak kalau camping ditempat lain karena mang joki sudah bantuin kita. By the way mang joki ini yang jaga di pasir reungit camping ground.

Ban sudah selesai di tambal akhirnya kita memutuskan untuk ke pasir reungit saja. Jadi harus naik lagi sekitar 1 kilometer. Padahal kalau saja mang joki tidak datang, mungkin kita sudah stay di curug cihurang dekat tukang tambal ban itu. Tapi tak apalah kalau di bandingkan dengan pasir reungit memang curug cihurang kurang atraktif dan luas tempatnya.

Dengan sangat hati-hati aku dan istri melanjutkan berkendara ke atas. Hati terasa deg-degan takut kalau bannya bocor lagi. Karena memang ban dalamnya bukan ukuran yang sesuai, tetapi lebih kecil dari ukuran ban luarnya. Jadi riskan sekali bocor di hantam batu-batu tajam di jalanan kaki gunung salak. Segala effort dikerahkan, apalagi ketika bertemu tanjakan menuju pasir reungit. Aduh itu serem banget dan tidak akan mungkin boncengan. Akhirnya terpaksa istriku mengalah dan jalan kaki ke atas yang jaraknya lumayan jauh. Aku kasihan sekali melihatnya, kemudian aku menunggu di atas dan minta maaf karena jadi seperti ini. Dia mengeluh capek dan pusing. Tapi apa boleh buat di kaki gunung tidak banyak opsi seperti di kota.

Kita sampai di camping ground pasir reungit sekitar jam 17.30, langitnya mulai gelap. Sempat di tawarkan oleh penjaga camp untuk menggunakan tenda yang ada saja karena belum di gulung bekas tamu kemarin. Tapi kami menolak dengan sopan, karena dalam hatiku sudah jauh-jauh bawa tenda sendiri masa iya tidak dipakai. Lagipula aku dan istri juga mau belajar bongkar pasang tenda sendiri meskipun merepotkan tapi disitulah serunya.

Rasanya lumayan melegakan ketika kita sudah berdiri di atas camping ground. Tanpa berlama-lama aku mulai mengeluarkan lampu karena memang sudah mulai gelap. Kitapun bersama-sama menggelar tenda. Pelan-pelan tapi pasti tenda mulai terbentuk. Mulai dari fly sheet kemudian memasang patok-patok dan merangkai kerangka tenda. Akhirnya dengan sedikit emosi yang meluap karena ditekan suasana yang gelap tendapun jadi dan aman untuk ditempati.

Tapi drama tidak berhenti disitu. Ketika hendak masak kompor yang aku beli sangat tidak berguna dan merepotkan. Kompor spirtus ternyata sangat tidak efisien. Terjadi insiden yang absurd juga waktu hendak masak. Dimana spirtus yang aku tuang di dalam botol meledak dan berhamburan kemana-mana. Sampai-sampai mengenai sepatu. Uh, rasanya kacau dan gemes, emosi sekali pokoknya. Dalam hati aku menggerutu, ah bodoh sekali kenapa hal yang krusial seperti ini justru tidak aku notice dari jauh-jauh hari!

Istripun marah dengan kesal dia mengakali bagaimana caranya kita tetap bisa masak. Akhirnya minyak gorengpun dijadikan bahan bakar untuk masak. Tapi hebatnya berhasil. Malam itu kita tidak kelaparan dan berhasil membuat menu mie goreng bakso pokcoy. Meskipun rasanya eneg di perut tapi aku paksakan untuk makan karena kalau tidak makan bisa berabe karena cuaca dingin nanti malam.

Setelah makan mood kita perlahan-lahan membaik. Lalu saat ke toilet alhamdulillah di warung ada kompor yang bisa disewakan. Nah, sehabis itulah mood kita menjadi aman total. Malamnya kita berbincang-bincang dan minum cokelat bengbeng hangat. Wah, sungguh kejutan yang beruntun deh saat camping perdana ini.

Meskipun kita tidur agak larut karena awalnya tidak bisa tidur. Tapi kita tetap bangun pagi dan mulai menyiapkan sarapan. Wah sarapan pagi itu menunya adalah pancake dan nugget. Istriku keren juga bisa kepikiran untuk masak pancake digunung. Aku kembali bersyukur karena kompor yang kita pakai aman dan lancar untuk masak-masak.

Setelah berenang di curug buluh dan curug ngumpet sebelum pulang kita masak tomyam. Wah disitu adalah momen yang luar biasa. Kita bisa makan enak dan kenyang di gunung setelah puas bermain air terjun. Benar-benar momen yang tidak terlupakan!

Meskipun aku sudah berkali-kali ke pasir reungit karena acara supercamp sekolah tapi aku belum tahu kalau di atas ada curug yang bernama curug buluh. Aku tahunya hanya curug ngumpet saja. Akhirnya pagi itu kami berdua menuju curug buluh sekitar jam 8 pagi. Sempat ragu karena tidak tahu jalan akhirnya aku balik lagi dan menanyakan pada pemuda yang baru saja datang di basecamp gunung salak. Ternyata tidak jauh dari situ hanya tanggal lurus saja nanti juga terlihat ada curug di sebelah kiri. Pagi itu istriku semangat sekali berkonten, semua momen direkam. Aku malah abai untuk dokumentasi aku larut dengan suasana alam yang indah dan tenang termasuk curug buluh. Tidak menyangka curug buluh tempatnya sangat sepi. Airnya juga kepalang dingin seperti air freezer. Ternyata ini curug yang waktu itu japal kunjungi sama si boim. Menurutku dari segi pemandangan kurang sih, karena curugnya pendek dan ada pipa-pipa air yang kurang aesthetic untuk di foto. Ditambah ketika aku berenang aku melihat ada hewa yang berenang-renang dipermukaan air. Bentuknya mirip kecoa. Aku merasa jijik jadi setelah foto-foto tidak berlama-lama kita berdua langsung cabut dari tempat itu. Di trek kita melihat rombongan bapak-bapak yang hendak trekking ke kawah ratu. Pemandangan itu sedikit melegakan karena dari semalem kita merasa tidak ada orang lagi yang mengunjungi tempat ini selain aku dan istriku. Setidaknya ada wisatawan lain juga deh biar terkesan tidak sepi-sepi amat.

Sehabis dari curug buluh kita sempat foto-foto di camping ground tempat acara supercamp biasa di adakan. Ya aku dan istriku bercerita-cerita dan foto-foto disitu. Setelahnya kita ke tenda lagi untuk mengambil baju salin. Lalu kita berjalan menuruni tangga-tangga batu menuju curug ngumpet. Ketika sampai, aku tetap kagum dengan keindahan alamnya. Kita puas bermain air dan foto-foto disitu. Bahkan aku sempat live tiktok juga. Pokoknya seru sekali menghabiskan waktu bersama istri.

Akhirnya rasa lelah datang dan kita memutuskan untuk kembali ke tenda dan masak tomyam. Setelah mandi yang ala kadarnya di toilet mang joki kita langsung bergegas ke tenda dan mulai masak. Disitu istriku menyiapkan makanan bahan dan mencuci alat-alat yang kotor, sedangkan aku mulai packing untuk bersiap-siap pulang. Karena aku merasa sudah saatnya untuk pulang dan tidak usah beralama-lama lagi. Semua tempat sudah kita kunjungi jadi sebaiknya semakin cepat pulang semakin bagus. Waktu makanan matang tomyamnya sangat nikmat dan mengenyangkan, memang the best deh istriku!

Akhirnya kita bergegas pulang pukul 1. Barang-barang yang memberatkan aku titip di warung mang joki lewat a’ endar, karena aku rasa barang ini akan mengganggu diperjalanan. Kebetulan minggu depannya aku akan balik lagi kesini untuk acara supercamp. Jadi bisa sekalian dibawa pulang nanti di mobil anak-anak supercamp.

Diperjalanan pulang ban motor aku kempeskan sedikit karena menurutku ban yang tidak terlalu kencang akan lebih meredam benturan ketimbang ban yang tekanannya tinggi. Karena memang aslinya ban luarnya sudah tipis dan kurang layak untuk touring. Jadi aku harus sedikit mengakalinya kali ini supaya perjalanan bisa aman sampai rumah.

Belum sampai jalan raya utama ternyata kantuk tak tertahan, sempat berhenti sekali di indomaret masih didaerah pamijahan untuk beli keratindaeng tapi tidak mempan. Di jalan leuwiliang ngantuknya benar-benar tidak tertahan, takutnya kejadian dulu terulang lagi. Dulu aku sempat blank di jalanan parung karena ngantuk kurang istirahat sehabis dari puncak. Akhirnya akupun melipir ke masjid yang ada, istri juga tidur karena dia juga merasa lelah.  

Setelah tidur sekitar 1 jam kita kembali jalan jam 3 sore. Alhamdulillah mata dan kepala sudah fresh karena power sleep tadi. Akupun melibas jalanan dari leuwiliang sampai ke bunar denga aman. Di bunar kita sempat makan padang dulu untuk isi energi sebelum lanjut rute panjang dari tenjo ke rumah. Niatnya kita tidak break lagi sampai rumah. Jadi disini harus istirahat dan makan dulu yang kenyang.

1 jam perjalanan akhirnya kita sampai di rumah, sempat beli es kelapa dan gorengan dulu. Ah, rasanya sangat-sangat melegakan bisa melihat pemandangan kampung-kampung di sekitar rumah lagi. Karena jujur saja, aku sangat lelah karena istirahat disana tidak berkualitas. Jadi tidak bisa mengobati lelah yang ada sepenuhnya. Tapi itu sudah resiko, beraktivitas di alam memang membutuhkan energi yang banyak. Tidak apa, melelahkan tapi seru dan merasa lebih hidup!

Akhir kata, liburan ini adalah salah satu wishlist aku dan istriku yang menjadi kenyataan. Tidak sia-sia sudah mengumpulkan alat camping dan menunggu waktu yang tepat selama 3 tahun. Banyak pelajaran yang bisa kita ambil selama liburan kemarin. Diantaranya kita jadi sadar bahwa camping tidak usah ribet-ribet bawa ini itu karena disanapun sudah disediakan tanggal sewa saja. Paling juga tidak seberapa daripada repot membawa barang bejibun di kendaraan.

Aku tidak suka berlibur dengan orang banyak. Ini adalah liburan yang pas, tidak melibatkan banyak orang. Bisa bersantai semaunya dan bisa berekspresi apa saja. Ya karena dengan istri sendiri jauh lebih asik dan berkesan. Sama seperti dulu ketika ke puncak berdua istri rasanya sangat-sangat nyaman dan asyik. Tidak di buru-buru bawa motornya dan jajan juga tidak mikir-mikir karena dengan istri sendiri.

Wah, sepertinya ini adalah tulisan terpanjangku di blog ini hehe. Baiklah setelah menyerap banyak energi dari alam aku akan lebih semangat lagi untuk menjalani tahun ini. Semoga mimpi-mimpi kita bisa terwujud satu-persatu di tahun ini. Ayo semangat ini masih februari, 2024 masih panjang! Semoga kita semua selalu diberikan Kesehatan dan kelancaran dalam beraktivitas. Terimakasih telah membaca. Salam.

















Share:

0 comments:

Posting Komentar