Kesekian kalinya aku melihat kemenangan orang lain. Hebatnya mereka bisa meraih prestasi. Sedangkan aku, sekuat apapun mengusahakannya masih belum bisa. Bahkan masih jauh sekali rasanya.
Di hari guru kemenangan tim pasus Sdit Cordova 2 di pamerkan didepan lapangan upacara. Gemerlapnya piala terkena sinar matahari. Berjejer rapih dan banyak di atas meja, membuatku ikut senang tetapi sedikit iri.
Aku yang lebih dulu memulai ekskul tidak pernah merasakan kemenangan dalam kompetisi. Sedangkan mereka orang-orang baru, kalau di lihat mata mudah sekali mendapatkannya.
Saat itu aku menatap kearah langit biru yang cerah. Meresapi kemalanganku. Aku tahu tidak semua orang bernasib baik. Tapi, sekeras apapun aku mencoba kuat dengan keadaan ujung-ujungnya aku juga ingin sebuah pengakuan.
Aku ingin juga di akui dengan prestasi. Aku ingin membayar masa kecilku yang minim prestasi. Aku ingin sekali merasakan kemenangan dalam olahraga bola basket. Tapi itu hanya pikiran nakalku yang aku sadari.
Pengalaman hidup membuatku tetap bersabar. Apapun yang ada didepan aku hanya berharap yang terbaik. Perasaan-perasaan kecewa hanya pengganggu kebahagiaan. Tidak usah terlalu di urusi. Bagiku yang terpenting adalah menjalani hidup ini sepenuhnya. Lebih banyak tertawa dan bermain basket.
Dibutuhkan nyali besar untuk jujur dan being vulnerable agar bisa dapat mengakui dan menerima apa pun kenyataan yang kita hadapi. It might sound cliche to say: "There's always tomorrow", tapi saya yakin ada hal lain yang lebih baik entah ini atau di bidang lain yang menanti untuk dijemput. SEMANGAT!!!
BalasHapus