Selasa, 26 November 2024

Dikecewakan benda mati



Barang elektronik yang aku punya tiba-tiba rusak diwaktu yang berdekatan. Pertama HP, barang yang sangat penting untuk menunjang pekerjaanku. Layarnya sudah kendur dan mau lepas. Akhirnya setelah aku perbaiki di tukang servis langsung aku jual dengan harga rendah. Tak apalah, daripada dipelihara malah nantinya semakin rusak.

Aku langsung membeli HP baru. Huh, pengeluaran di akhir tahun sedang sangat banyak. Kalau tidak terpaksa aku tidak mau membelinya.

Tak lama berselang, komputerku mati. Ada keterangan “cannot read disk”. Ah, berengsek. Komputerku memang tidak bisa di andalkan. Dari pertama beli dia sering sekali mati sendiri ketika digunakan. Bahkan sering sekali bermasalah sampai aku bawa ke tukang servis komputer, tapi kondisinya malah semakin buruk. Benda yang aku harapkan bisa dimanfaatkan malah membuatku lelah jika menggunakannya. Capek hati memang punya barang butut macam itu.

Akhirnya aku bawa ke tempat servis komputer lagi, dan tidak juga benar, masih belum bisa menyala. Sungguh aku sangat kesal dan menyerah dengan barang seperti ini. Kasarnya, barang ini membawa sial!

Lalu, sama juga ketika aku beralih ke laptop yang belum setahun kubeli. Dia malah konslet ketika di charge. Akhirnya tidak bisa menyala lagi. Sumpah aku sangat sedih dan kecewa dengan barang-barang sialan ini. Rasanya ingin ku buang semuanya.

Harapanku dengan barang-barang ini membuatku sangat terpuruk. Mereka selalu aku rawat dan sayang, tapi kalau akhirnya seperti ini aku tidak habis pikir.

Memang salahku sendiri menganggap komputer dan laptop sebagai teman. Mungkin karena aku sangat dekat dengan benda-benda ini.

Aku bisa menulis, browsing hal-hal baru, kerja dan menghasilkan uang serta lainnya dengan komputer dan laptopku.

Tapi, syukurnya masih ada laptop kakakku yang bisa membackup pekerjaanku sementara ini. Setidaknya tekanan kerja bisa sedikit berkurang karena ada laptop kakak.

Setelah ini, aku akan servis laptopku yang rusak kemudian menjualnya. Sama halnya juga dengan komputerku. Aku akan mempreleti partnya dan aku jual eceran saja.

Trauma. Uang yang aku keluarkan adalah 5.5 juta untuk membeli benda-benda itu dulu. Tapi ketika diresapi pengalaman ini meluluhkan hatiku. Bahwa tidak perlu membanggakan barang yang dimiliki karena mereka tidak abadi. Hal ini juga membuatku menjadi lebih fleksibel. Tidak harus punya kalau bisa memanfaatkan yang lain. Di tahun 2025 aku bertekad untuk tidak beli laptop ataupun komputer. Cukup manfaatkan fasilitas sekolah saja untuk mengerjakan tugas-tugas.

Dadaku sesak ketika kejadian itu berlangsung, tapi beberapa hari dari itu sesaknya mereda dan membuatku belajar banyak serta egoku yang keras juga melunak. Pribadiku menjadi lebih resilien dari sebelumnya.

Share:

0 comments:

Posting Komentar