Barang elektronik yang aku punya
tiba-tiba rusak diwaktu yang berdekatan. Pertama HP, barang yang sangat penting
untuk menunjang pekerjaanku. Layarnya sudah kendur dan mau lepas. Akhirnya
setelah aku perbaiki di tukang servis langsung aku jual dengan harga rendah.
Tak apalah, daripada dipelihara malah nantinya semakin rusak.
Aku langsung membeli HP baru.
Huh, pengeluaran di akhir tahun sedang sangat banyak. Kalau tidak terpaksa aku
tidak mau membelinya.
Tak lama berselang, komputerku mati.
Ada keterangan “cannot read disk”. Ah, berengsek. Komputerku memang tidak bisa
di andalkan. Dari pertama beli dia sering sekali mati sendiri ketika digunakan.
Bahkan sering sekali bermasalah sampai aku bawa ke tukang servis komputer, tapi
kondisinya malah semakin buruk. Benda yang aku harapkan bisa dimanfaatkan malah
membuatku lelah jika menggunakannya. Capek hati memang punya barang butut macam
itu.
Akhirnya aku bawa ke tempat
servis komputer lagi, dan tidak juga benar, masih belum bisa menyala. Sungguh
aku sangat kesal dan menyerah dengan barang seperti ini. Kasarnya, barang ini
membawa sial!
Lalu, sama juga ketika aku
beralih ke laptop yang belum setahun kubeli. Dia malah konslet ketika di
charge. Akhirnya tidak bisa menyala lagi. Sumpah aku sangat sedih dan kecewa
dengan barang-barang sialan ini. Rasanya ingin ku buang semuanya.
Harapanku dengan barang-barang
ini membuatku sangat terpuruk. Mereka selalu aku rawat dan sayang, tapi kalau
akhirnya seperti ini aku tidak habis pikir.
Memang salahku sendiri menganggap
komputer dan laptop sebagai teman. Mungkin karena aku sangat dekat dengan
benda-benda ini.
Aku bisa menulis, browsing
hal-hal baru, kerja dan menghasilkan uang serta lainnya dengan komputer dan
laptopku.
Tapi, syukurnya masih ada laptop
kakakku yang bisa membackup pekerjaanku sementara ini. Setidaknya tekanan kerja
bisa sedikit berkurang karena ada laptop kakak.
Setelah ini, aku akan servis
laptopku yang rusak kemudian menjualnya. Sama halnya juga dengan komputerku.
Aku akan mempreleti partnya dan aku jual eceran saja.
Trauma. Uang yang aku keluarkan
adalah 5.5 juta untuk membeli benda-benda itu dulu. Tapi ketika diresapi
pengalaman ini meluluhkan hatiku. Bahwa tidak perlu membanggakan barang yang
dimiliki karena mereka tidak abadi. Hal ini juga membuatku menjadi lebih
fleksibel. Tidak harus punya kalau bisa memanfaatkan yang lain. Di tahun 2025
aku bertekad untuk tidak beli laptop ataupun komputer. Cukup manfaatkan
fasilitas sekolah saja untuk mengerjakan tugas-tugas.
Dadaku sesak ketika kejadian itu
berlangsung, tapi beberapa hari dari itu sesaknya mereda dan membuatku belajar
banyak serta egoku yang keras juga melunak. Pribadiku menjadi lebih resilien
dari sebelumnya.
0 comments:
Posting Komentar