Ayah sudah pergi terlebih dulu di tahun 2019. Kemudian satu tahun setelah itu mamah juga jatuh sakit terkena gagal ginjal.
Di tahun ini mamah telah bertahan hampir 5 tahun dengan sakitnya. Kemudian ketika mendengar bahwa anakku lahir kondisinyapun langsung drop hingga aku larikan ke IGD.
Memang tujuanku menikah adalah agar memiliki anak agar mamah ceria punya cucu. Tapi apa daya raga mamah sudah tak kuat lagi menahan penyakitnya.
Mungkin, alam bawah sadar mamah yang membuatnya bisa bertahan untuk menunggu aku memiliki anak. Sehingga ketika mendengar kabar bahwa anakku sudah lahir dia sudah bahagia dan melepaskan kehidupannya yang berat karena penyakit.
Mamah sempat tertawa bahagia melihat Khai anakku meskipun hanya lewat video call.
Berat sekali rasanya, ditempa dua situasi bersamaan kelahiran dan kepergian. Aku hancur. Aku harus bergulat dengan waktu, jarak, kondisi, dan juga finansial. Untungnya diriku bisa kuat dan yakin, menghadapi semuanya pelan-pelan.
Sekarang dikeluarga Santoso hanya tinggal aku dan kakakku saja. Setelah ditinggal orang tua, maka kami adalah yang akan menjadi orang tua berikutnya. Menjadi sosok penerus dan pengayom para pemuda dan keluarga.
Ya Allah, aku tahu semua ini akan terjadi. Maka dari itu kuatkanlah bahuku untuk memikul tanggung jawab sebagai orang tua.
Semua nilai yang telah di ajarkan oleh ayah dan mamah semoga bisa aku terapkan sebagai orang tua kedepannya.
Ayah dan mamah berbahagialah di surga sana. Tak ada lagi beban kesakitan. Kembali muda dan menikmati surga bersama. Terimakasih banyak telah membesarkan kami dengan penuh cinta.
Al-fatihah..
![]() |
Khai Zirah Fardhani |
![]() |
Hujan deras ketika menunggu mamah di IGD |
0 comments:
Posting Komentar